Israel Umumkan Jeda Bantuan di Gaza

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan penjajah Israel (IDF) menyatakan akan memberlakukan jeda militer harian untuk memungkinkan masuknya bantuan ke Jalur Gaza. Hal ini disampaikan menyusul menguatnya seruan dunia terkait kelaparan parah di Gaza akibat blokade Israel.

The Times of Israel melansir, militer Israel akan melakukan “jeda aktivitas militer taktis lokal” di wilayah padat penduduk di Jalur Gaza, mulai pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam, IDF mengumumkan.

Militer mengatakan jeda akan dilakukan di wilayah di mana IDF saat ini tidak beroperasi dengan pasukan darat, termasuk al-Mawasi, Deir al-Balah, dan Kota Gaza. “Jeda diberlakukan setiap hari hingga pemberitahuan lebih lanjut.”

“Langkah ini dilakukan sesuai dengan arahan dari eselon politik, dan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan IDF, yang dipimpin oleh COGAT, untuk meningkatkan cakupan bantuan kemanusiaan yang memasuki Jalur Gaza,” kata militer. Menurut pernyataan itu, keputusan ini dikoordinasikan dengan PBB dan organisasi internasional.

Selain itu, IDF mengatakan “rute aman” akan ditetapkan mulai pukul 06.00 hingga 23.00. “Rute ini untuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi konvoi PBB dan organisasi bantuan kemanusiaan yang mengantarkan dan mendistribusikan makanan dan obat-obatan kepada penduduk di seluruh Jalur Gaza.”

Selama berminggu-minggu, PBB, puluhan lembaga dan pemerintah di seluruh dunia telah menyuarakan kekhawatiran mengenai kelaparan akibat ulah manusia yang terjadi di Gaza, dimana lokasi bantuan telah berubah menjadi jebakan maut. Pada hari Sabtu, 42 warga Palestina yang kelaparan terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan. Lebih dari 1.000 orang kini tewas saat menunggu makanan dari pasukan Israel dan tentara bayaran AS.

Pencarian pangan juga belakangan kian sulit di Gaza. Sekantong tepung bisa membuat para pencari bantuan Palestina kehilangan nyawanya, namun mereka mengatakan tidak ada pilihan lain.

"Saya datang sejauh ini, mempertaruhkan hidup saya demi anak-anak saya. Mereka belum makan selama seminggu," kata Smoud Wahdan sambil menggendong bayinya. "Saya menderita karena kekurangan makanan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Paling tidak, saya telah mencari sepotong roti untuk anak-anak saya."

Tahani, seorang perempuan pengungsi lainnya di Kota Gaza, memohon bantuan. "Saya datang untuk mencari tepung, mencari makanan untuk memberi makan anak-anak saya. Saya mempunyai seorang anak yang menderita kanker," katanya. "Saya berharap para pengikut Tuhan akan bangun dan melihat semua orang ini. Mereka sedang sekarat."

Read Entire Article
Politics | | | |