Generasi Z dengan mode ponsel DND (ilustrasi). Muncul sebuah tren sederhana namun ekstrem" dari generasi Z dan sebagian milenial yaitu membiarkan ponsel dalam mode Jangan Ganggu (Do Not Disturb/DND) sepanjang hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia makin ramai oleh dering notifikasi yang tak pernah henti. Jika bagi generasi milenial, mendapatkan pesan teks atau panggilan adalah sensasi yang mendebarkan. Namun bagi banyak orang dewasa modern, yang kini dibanjiri pesan grup, notifikasi kerja, hingga panggilan spam, kesenangan itu disebut sudah lama hilang, berganti dengan keengganan dan rasa terbebani.
Di tengah hiruk-pikuk ini, muncul sebuah tren sederhana namun "ekstrem" dari generasi Z dan sebagian milenial yaitu membiarkan ponsel dalam mode “Jangan Ganggu” (Do Not Disturb/DND) sepanjang hari. Praktik menyetel ponsel menjadi hampir tak berguna secara instan ini, yang oleh banyak orang tua dianggap menakutkan, dipandang oleh Gen Z sebagai alat penting untuk melindungi kedamaian mental mereka.
Fenomena ini, yang kini viral dengan tagar #DND24/7 di TikTok, adalah cerminan dari keinginan generasi muda untuk mengambil kembali kendali atas waktu dan pikiran mereka dari tirani teknologi yang always-on. Influencer media sosial, Madeline Kerestman (21 tahun), menjelaskan bagaimana praktik DND ini melindungi fokus belajarnya.
"Ketika saya mencoba belajar untuk ujian yang akan datang, notifikasi Snapchat atau pesan Instagram yang baru sering kali dapat menggoda saya untuk menggulir akun media sosial saya selama beberapa menit," kata Kerestman dilansir laman Huffington Post pada awal November 2025.
Dampak interupsi ini secara ilmiah memang mengganggu. Sebuah studi tahun 2005 dari University of California di Irvine menemukan bahwa rata-rata, dibutuhkan sekitar 23 menit bagi kebanyakan pekerja untuk kembali fokus pada tugas setelah terputus oleh interupsi. Dengan mematikan notifikasi secara total, Gen Z secara intuitif mempraktikkan manajemen fokus yang didukung oleh ilmu pengetahuan.
Psikoterapis dan pendiri Lel Therapy, Lauren Larkin, melihat DND 24/7 sebagai upaya Gen Z untuk mengoreksi diri dan menegosiasikan ulang hubungan mereka yang terlalu online dan terlalu available. "Saya melihat Gen Z menggunakan DND sebagai alat untuk menetapkan batasan," katanya.
Menurut Larkin, fitur ini membantu menciptakan rasa kontrol atas hubungan yang mungkin tidak sehat, baik dengan membatasi akses orang lain maupun membatasi akses mereka sendiri terhadap aktivitas orang lain. Bahkan, bagi mereka yang didiagnosis dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), fungsi DND dapat menjadi penolong besar.

3 hours ago
3










































