Kecam G7, Iran: Negara-negara Barat Abaikan Agresi Kejam Israel!

6 hours ago 5

Sejumlah mobil rusak akibat serangan udara Israel di Teheran, Iran, Jumat, (13/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran, Esmail Baghaei, menegaskan bahwa stabilitas di Timur Tengah hanya dapat tercapai bila Israel menghentikan agresi militer. Ia pun mengecam para pemimpin negara-negara G7. Mereka dinilai mengabaikan "agresi terang-terangan" yang dilakukan entitas zionis itu terhadap Iran.

Dalam pertemuan negara-negara Barat yang digelar di Kanada pada Senin (16/6/2025), para pemimpin G7 menyerukan peredaan eskalasi Timur Tengah. Bagaimanapun, mereka pun menekankan, Israel berhak "membela diri."

Turut hadir dalam pertemuan tingkat tinggi itu adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Negara-negara anggota G7, terutama tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus memikul tanggung jawab hukum dan moral atas tindakan agresi terang-terangan (Israel) terhadap negara anggota PBB," ujar Baghaei dalam unggahan di media sosial, dikutip Aljazirah, Selasa (17/6/2025).

Ia menegaskan, serangan Israel yang dimulai pada Jumat (13/6/2025) hingga kini telah membunuh ratusan warga sipil Iran. Republik Islam ini juga mengalami kerugian dengan hancurnya sejumlah fasilitas publik dan rumah-rumah penduduk akibat dibombardir militer zionis (IDF).

"Rumah sakit dan pusat layanan kesehatan menjadi sasaran. Iran sedang membela diri dari agresi kejam ini. Apakah Iran benar-benar punya pilihan lain?" kata Baghaei.

Cina ingatkan AS

Pada Senin (16/6/2025), Trump mengunggah pesan yang menyiratkan akan terlibatnya Negeri Paman Sam dalam perang Iran-Israel. Usai mengunggah pesan itu via akun media sosial, presiden AS ke-47 itu mengakhiri kunjungannya dalam Konferensi Negara-Negara G7 di Kanada.

Berbagai spekulasi bermunculan. Kuat dugaan, Trump melakukannya untuk semakin berfokus, mengamati perkembangan eskalasi di Timur Tengah.

Teranyar, Trump menyuruh warga Iran agar "segera mengungsi" dari Teheran. Ia juga mendesak Iran agar mau berunding "sebelum semuanya terlambat."

sumber : Al Jazeera

Read Entire Article
Politics | | | |