REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup periode dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, merupakan periode kritis dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Gizi yang tidak terpenuhi secara optimal pada masa ini dapat berdampak serius terhadap tumbuh kembang anak hingga risiko penyakit kronis.
Dokter subspesialis fertilitas dan endokrinologi reproduksi, dr Boy Abidin, mengatakan tiga dampak utama dari tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi selama 1.000 HPK. Dampak pertama yaitu gangguan pada perkembangan otak dan sistem saraf. Nutrisi yang buruk sejak awal kehamilan dapat menghambat pembentukan dan konektivitas sel-sel otak anak.
"Kekurangan zat penting seperti asam folat, zat besi, DHA, dan vitamin A sangat memengaruhi perkembangan otak janin. Anak berisiko mengalami penurunan kecerdasan, gangguan perilaku, dan kesulitan belajar yang menetap hingga dewasa," kata dr Boy dalam diskusi media bersama Bayer di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Dampak kedua yaitu gangguan pertumbuhan fisik seperti stunting. Menurutnya, stunting bukan sekadar masalah tinggi badan yang tidak sesuai usia, melainkan cerminan dari kekurangan gizi kronis. Anak yang mengalami stunting juga cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, kemampuan motorik yang terhambat, dan potensi prestasi akademik yang lebih rendah.
"Stunting ini bisa terjadi karena di 1.000 hari pertamanya tidak optimal. Pemenuhan nutrisi di periode 1.000 HPK jadi cara paling efektif untuk mencegah kondisi ini," kata dr Boy.
Ketiga, risiko gangguan organ vital yang memicu penyakit tidak menular. Dokter Boy menjelaskan, gizi yang tidak mencukupi selama HPK berdampak langsung pada pembentukan organ-organ penting seperti jantung, ginjal, dan pankreas. Dampaknya bisa muncul puluhan tahun kemudian dalam bentuk hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.
"Enggak heran sekarang BPJS terbebani penyakit-penyakit tidak menular. Itu bisa jadi karena nutrisi masa awal kehidupannya dulu tidak optimal," kata dr Boy.
Guna mencegah gangguan tersebut, pemenuhan mikronutrien selama 1.000 hari pertama kehidupan tidak boleh diabaikan. Mikronutrien yang harus dipenuhi antara lain asam folat aktif (metafolin), zat besi, kalsium, vitamin D, Omega-3 DHA, Vitamin A serta zinc mendukung pertumbuhan dan pembelahan sel. Kombinasi zat-zat ini menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang anak yang sehat dan optimal.
"Sayangnya, banyak ibu hamil di Indonesia belum memahami pentingnya nutrisi dalam masa kehamilan. Jadi semoga dengan edukasi yang terus menerus dilakukan bisa membantu membangun kesadaran," ujar dr Boy.