Ketika Gammers Menjadi Cita-cita Serius Siswa di Kota Cimahi

7 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Perkembangan industri game di Indonesia membuat anak muda mulai ingin berkecimpung di dunia E-sports. Sebab, menjadi gammers kini bukan lagi hanya sekedar hiburan, tapi bisa menjadi profesi yang cukup menjanjikan.

Setidaknya hal itulah yang diinginkan Tri Haryanto (17), siswa SMK Pusat Pendidikan Perhubungan (Pusdikhub) TNI-AD Kota Cimahi, Jawa Barat. Ia begitu menyukai game online, hingga berharap suatu saat menjadi seorang gammers profesional.

"Kalau main game online udah dari SD, hanya hobi awalnya. Tapi inginnya nanti jadi gammers. Sekarang lagi seneng main Free Fire (FF)," ujar Tri di sekolahnya, Selasa (17/6).

Beruntung, kata Tri, hobinya bermain game di fasilitasi di sekolahnya karena ada kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga Tri merasa diberikan ruang untuk menyalurkan hobinya, yang suatu saat nanti bisa menjadi gammers dan ikut Esports.

Dalam Senin sampai Jumat dia menghabiskan waktu hanya eman atau tujuh jam. Ia pun, memastikan tidak mengganggu jam sekolah. "Enggak mengganggu, setiap Sabtu itu kalau pagi-pagi suka main sampai jam 12 atau sampai jam 3. Kalau sisanya tuh nanti kalau udah magrib sisanya belajar buat cari materi yang udah dipelajari gitu," katanya.

Menurut Tri, dengan diberikan ruang oleh sekolah, dirinya juga bisa mengembangkan dan meraih prestasi di mana berhasil memenangi salah satu kejuaraan gim antar sekolah. "Paling pernah ikut, salah satu gim. Kejuaraan antarsekolah sampai runner-up," kata dia.

Kepala Sekolah SMK Pusdikhub TNI-AD, Budi Laswardi mengatakan, ekstrakurikuler gim sendiri sudah ada hampir dua tahun lamanya, dan kini ada beberapa siswa-siswi. Mereka yang memiliki hobi dalam bermain gim diberikan ekskul dan porsi bermain yang sudah diatur.

"Kami ada program ekstra kurikuler untuk gim, sehingga outputnya mereka juga mengikuti kompetensi-kompetensi dan Alhamdulillah ada beberapa siswa yang ikut turnamen dan menjurai. Ekstrakurikuler untuk game ini, dan diikuti oleh terakhir 30 siswa, sekarang masih berjalan," katanya.

Di sisi lain, kata Budi, peran pengawasan tetap dilakukan oleh pihak sekolah agar para siswa tersebut tetap menyalurkan hobi tanpa menyampingkan proses belajar mengajar. "Mereka tidak hanya main game keterusan tetapi juga mereka bisa menggunakan waktu dengan baik. Kapan waktunya main game, kapan waktunya dia istirahat atau mengerjakan kewajiban belajar," kata Budi.

Melihat adanya potensi tersebut, Head of Business Development, Esports & Community Garena Indonesia, Wijaya Nugroho turut mendukung siswa di SMK Pusdikhub TNI-AD dengan menghadirkan pendidikan dan kesadaran bermain gim dengan positif.

"Kami menyadari betapa penting peran orang tua, peran guru, dan sekolah gitu. Nah, dan tentunya kita ingin menjaga positif gaming experience, kita pengin tetap menjaga ekosistem bagaimana para pemain kami itu bermain dengan aman, nyaman, dan juga seru gitu ya," kata Wijaya.

Menurutnya, Garena Good Game bagi SMK Pusdikhub TNI-AD dihadirkan pertama kali sekaligus pilot project. Sehingga, diharapkan bisa terus menjaga ekosistem gaming yang aman, nyaman bagi para gamers.

"Secara potensi, kita lihat juga anak-anak terutama dari SMK Pusdikhubad Cimahi ini juga beberapa kali juga lolos ke jenjang regional dari event-event kami gitu ya, dari GYC, dari Liga Pelajar. Sehingga, mereka punya banyak potensi yang bisa dicapai dan digali dari sana," katanya.

Di Garena sendiri, kata dia, ada program bagi para pelajar. Salah satunya, adalah dengan Garena Youth Championship. Di mana program ini sudah buat dari tahun 2007, dan merupakan turnamen e-sport pertama yang menggunakan nilai rapor.

"Jadi kita pengin seimbang antara hobi dan juga akademiknya. Selain dari nilai rapor yang kami perhatikan, kita juga akan memberikan uang pendidikan dan juga beasiswa gitu," katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |