Kiat Betah Sukses Barakah Bagi Santri Dengan Ber-SIAP SEDIA

5 hours ago 3

Ilustrasi santri ngaji kitab kuning.

Oleh : Ustaz Muhlisin Ibnu Muhtarom*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1 Juli 2009, keluarga besar Darunnajah Jakarta dan cabangnya, termasuk Darunnajah 2 Cipining Bogor mengadakan silaturrahmi ke Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. Bertempat di aula wisma Gontor, pertemuan yang dimulai pukul 21.26 wib itu diawali dengan sambutan Ketua Umum Yayasan Darunnajah, KH. Saefuddin Arif, S.H., M.H. yang menyampaikan poin pentingnya tetap menjaga dan meningkatkan semangat perjuangan, juga menciptakan keakraban antar anggota keluarga besar Darunnajah.

Oleh karenanya mereka diajak melihat langsung Gontor untuk belajar hal tersebut. Turut duduk di barisan kursi para pimpinan pesantren tersebut KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc.

Berikutnya, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan kalimat tarhib atau ucapan selamat datang dan juga menyampaikan pemaparan penting tentang pesantren masa depan. Menurut Kiai Hasan, pesantren adalah lembaga kegiatan pendidikan kehidupan Islami dalam lingkungan khusus terpimpin langsung oleh Kiai, menyatukan Tripusat Pendidikan Islam; keluarga/rumah, masjid, dan masyarakat/lingkungan. Maka, setiap pesantren pasti mempunyai: Sejarah, Identitas, Spesifikasi, Status, Pengelola/Pola, Fungsi dan lain-lain. “Setiap pondok punya kebijakan sendiri, bebas dari intervensi. Mengintervensi Kyai, tanpa diminta, itu melanggar etika, meskipun antar kiai. Apalagi oleh pihak luar!”, ungkap Kiai Hasan tegas dengan gaya khas.

Pada kesempatan emas tersebut, KH. Hasan juga menjelaskan bagaimana dan mengapa santri betah di pondok?, jawabannya: Terpenuhi kesejahteraan utama. Tersalurkannya bakat dan minat. Keuntungan dirasakan benar. Lingkungan mendukung tercapainya cita-cita

Agar santri betah dan sukses barakah di pesantren maka penulis rumuskan kiat yang disingkat ber'SIAP SEDIA'. Perumusan kiat ini dimaksudkan agar lebih mudah diingat dan difahami oleh para santri, termasuk para guru dan atau wali santri ketika hendak menasehati santri dan atau putra-putrinya yang sedang goyah belajar di pesantren. Bagi santri pada umumnya dan khususnya santri baru untuk memulai hidup di asrama pesantren tentulah merupakan sebuah pengalaman baru. Oleh karenanya diperlukan usaha lahir batin Untuk bisa 'survive' dan lulus 'seleksi alam'.

Read Entire Article
Politics | | | |