REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miliarder pendiri Microsoft, Bill Gates, mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa putrinya, Phoebe Gates, tidak pernah meminta bantuannya untuk mendanai usaha bisnisnya. Bill mengaku merasa lega dengan kenyataan tersebut, sambil berseloroh bahwa jika Phoebe meminta, ia kemungkinan besar akan terlibat aktif dalam pengawasan bisnis putrinya.
Dalam wawancara dengan The New York Times yang dipublikasikan pada Kamis (24/4/2025), Bill Gates (69 tahun) mengungkapkan perasaannya ketika putri bungsunya, Phoebe Gates, memberitahunya tentang rencananya untuk mendirikan bisnis bersama mantan teman sekamarnya di Universitas Stanford, Sophia Kianni. Phoebe (22 tahun) dan Kianni (23 tahun) berkolaborasi untuk menciptakan Phia, sebuah aplikasi yang memudahkan pengguna untuk membandingkan harga barang baru dan bekas dari ribuan situs e-commerce.
"Saya pikir, 'Wah, dia pasti akan datang dan meminta (uang),' " ujar Bill Gates kepada The New York Times.
Ia menyampaikan pemikiran awalnya tentang keinginan putrinya untuk terjun ke dunia e-commerce yang kompetitif, "Wow, banyak orang telah mencoba, dan ada pemain-pemain besar di sana".
Bill Gates, yang saat ini menduduki peringkat ke-13 sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sekitar 102,2 miliar dolar AS menurut Daftar Miliarder Dunia Forbes tahun 2025, memiliki tiga anak yakni Jennifer (28), Phoebe (22), dan Rory (25). Sebelumnya, Bill Gates pernah menyatakan bahwa anak-anaknya mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang hebat, namun hanya akan mewarisi kurang dari 1 persen dari total kekayaannya. Meskipun persentase warisan tersebut kecil, mengingat kekayaan Gates yang sangat besar, setiap anaknya diperkirakan akan tetap mewarisi jutaan dolar.
Dalam "Figuring Out with Raj Shamani Podcast" pada awal bulan ini, Bill Gates mengatakan, "Saya memutuskan bahwa itu tidak akan menjadi kebaikan bagi mereka". Namun, dalam wawancara terbarunya, ia mengakui bahwa ia kemungkinan besar akan membantu mendanai bisnis Phia milik Phoebe jika putrinya memintanya.
"Dan kemudian saya akan terus mengawasinya dengan ketat dan melakukan tinjauan bisnis, yang menurut saya akan rumit, dan saya mungkin akan terlalu baik tetapi bertanya-tanya apakah itu hal yang benar untuk dilakukan? Untungnya, itu tidak pernah terjadi," katanya.
Phoebe Gates dan Sophia Kianni memulai Phia dengan modal awal sebesar 100 ribu dolar AS dari Soma Capital dan hibah sebesar 250 ribu dolar AS dari program kewirausahaan sosial Stanford, setelah sebelumnya menerima banyak penolakan dari investor lain. Mereka kemudian berhasil mengamankan tambahan dana sebesar 500 ribu dolar AS dari para angel investor.
Phoebe mengatakan tentang ibunya, Melinda, "Dia melihat ini sebagai peluang nyata bagi saya untuk belajar dan gagal". Ibu Phoebe tampaknya sengaja tidak menawarkan bantuan finansial agar putrinya dapat belajar mandiri dalam membangun bisnisnya.
Phoebe juga menerima nasihat dari beberapa mentor berpengalaman, termasuk Kris Jenner, Sara Blakely (pendiri Spanx), dan Joanne Bradford (mantan presiden Honey). Sementara itu, Bill Gates mengungkapkan bahwa nasihat yang ia berikan kepada Phoebe terbatas pada masalah personalia, mengakui, "Kalau soal belanja, saya bukan target audiensnya".
Dilansir laman People pada Senin (28/4/2025), Phoebe kini mengikuti jejak ayahnya dalam dunia bisnis dengan meluncurkan aplikasi belanja inovatif bernama Phia. Aplikasi itu secara resmi keluar dari fase prapeluncuran dan kini tersedia untuk diunduh secara gratis di perangkat iOS mulai Kamis (24/4/2025). Phia hadir sebagai asisten belanja pribadi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pengguna menemukan harga terbaik untuk berbagai produk fashion secara daring.
Phia dirancang untuk memberikan pengalaman berbelanja online yang lebih cerdas dan efisien. Saat pengguna menjelajahi lebih dari 40 ribu situs belanja yang didukung oleh aplikasi ini, mereka dapat dengan mudah menekan tombol "Should I Buy This?" (Haruskah Saya Membeli Ini?) yang terintegrasi dalam ekstensi peramban Phia. Dengan satu sentuhan, pengguna akan langsung mendapatkan pengecekan harga instan untuk produk yang sedang mereka pertimbangkan.
Berdasarkan analisis AI yang canggih, Phia akan memberikan indikasi apakah harga suatu produk tergolong tinggi, tipikal (sesuai pasaran), atau wajar. Jika Phia mendeteksi bahwa harga suatu barang terlalu mahal, aplikasi ini akan secara otomatis mencari dan menyajikan padanan persis dengan harga lebih baik dan alternatif serupa dari berbagai sumber online lainnya. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membandingkan harga dari berbagai penjual dan memastikan mereka mendapatkan penawaran terbaik sebelum melakukan pembelian.
Tidak hanya terbatas pada perangkat seluler, Phia diklaim juga memahami kebutuhan pengguna yang lebih suka berbelanja melalui komputer desktop. Oleh karena itu, aplikasi ini juga tersedia untuk diunduh sebagai ekstensi peramban di Google Chrome. Dengan demikian, pengguna dapat memanfaatkan fitur pintar Phia di berbagai perangkat sesuai dengan preferensi dan kenyamanan mereka saat berbelanja online.
Peluncuran Phia menandai langkah signifikan Phoebe Gates dalam dunia teknologi dan kewirausahaan. Dengan memanfaatkan kekuatan AI, ia dan Sophia Kianni menciptakan sebuah alat yang berpotensi untuk mengubah cara konsumen berbelanja fashion secara daring. Kemudahan penggunaan dan kemampuan Phia untuk menemukan penawaran terbaik diharapkan dapat menarik minat banyak pengguna yang ingin berbelanja lebih cerdas dan hemat waktu.