Komnas HAM Ungkap Fakta Baru Ledakan Amunisi Garut, Komandan TNI dengan Pekerja Sipil Sempat Debat

7 hours ago 5

Anggota TNI memusnahkan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Garut. Tiga belas orang meninggal dunia saat pemusnahan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komnas HAM mengungkapkan keterlibatan sipil atas peristiwa ledakan pemusnahan amunisi afkir milik TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada 12 Mei 2025. Bahkan ada perdebatan antara Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Antonius Hermawan dengan koordinator pekerja warga soal penanganan detonator sisa.

Fakta baru itu diungkap Komnas HAM setelah melakukan pemantauan proaktif atas peristiwa tersebut. Kejadian itu diketahui menyebabkan empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil tewas.

"Sebelum ledakan, sempat ada perdebatan singkat antara Komandan Gapusmus dengan koordinator pekerja warga atas nama Rustiawan mengenai penanganan detonator sisa tersebut," kata Komisioner Komnas HAM Uli Parulian Sihombing kepada wartawan, Jumat (23/10/2025).

Komnas HAM menyebut, biasanya detonator sisa akan ditenggelamkan ke dasar laut. Hal ini untuk mempercepat proses disfungsi. "Namun pada hari tersebut dipilih dengan cara menimbun menggunakan campuran urea," kata Uli.

Komnas HAM menjelaskan, dalam proses pemusnahan amunisi tersebut biasanya akan melibatkan sekurangnya satu pleton prajurit TNI-AD terdiri dari 30-50 prajurit. Mereka akan mendirikan tenda untuk menginap prajurit, tenda untuk penyimpanan amunisi yang akan dimusnahkan, dan bahan pendukung lainnya termasuk dapur umum.

"Kegiatan pemusnahan amunisi oleh jajaran Puspalad TNI-AD turut serta melibatkan 21 orang warga sipil yang dipekerjakan sebagai tenaga harian lepas," ujar Uli.

Komnas HAM juga menemukan kegiatan pemusnahan amunisi di lokasi, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong selama 2025 dilakukan dalam dua tahapan. Pertama, berlangsung selama 17 April-5 Mei 2025 yang dilaksanakan oleh Gudang Pusat Amunisi I (Puspalad TNI-AD). Gelombang kedua berlangsung dari 29 April 2025-15 Mei 2025, yang dilakukan oleh Gudang Pusat Amunisi III (Puspalad TNI-AD).

"Kegiatan pemusnahan amunisi yang disertai dengan peristiwa ledakan yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia merupakan kegiatan pada gelombang kedua, yang ditargetkan/bertepatan dengan hari terakhir kegiatan pemusnahan amunisi yaitu pada hari ke-11," ujar Uli.

Read Entire Article
Politics | | | |