REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia sekaligus Kepala BP BUMN Dony Oskaria menanggapi permintaan PT Krakatau Steel yang mengajukan suntikan modal 500 juta dolar AS atau sekitar Rp8,3 triliun. Ia menegaskan Danantara akan menelaah ulang kondisi keuangan dan operasional perusahaan baja pelat merah tersebut sebelum mengambil keputusan.
“Sedang kita review, tetapi prosesnya juga sama (dengan Garuda), satu-satu harus kita perbaiki. Tapi perbaikannya tidak bisa cukup dengan uang,” ujar Dony saat konferensi pers di Gedung Garuda Sentra Operasi (GSO), Tangerang, Banten, Kamis (13/11/2025).
Dony menekankan setiap tambahan modal harus memberikan dampak nyata terhadap proses penyehatan perusahaan. Ia mendorong Krakatau Steel menyelaraskan diri dengan model bisnis yang tepat agar kebutuhan finansial dapat dihitung secara akurat.
“Ada kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan direksinya. Kalau direksinya tidak komit melakukan, misalnya, pemotongan cost, efisiensi, hingga prasyaratnya dulu,” ujarnya.
Ia menegaskan Danantara tidak semata-mata memberikan dana kepada BUMN, melainkan juga melakukan pendampingan aktif dalam proses penyehatan. Dony menyebut pihaknya memantau seluruh aspek kinerja, mulai dari model bisnis, COGS, EBITDA, hingga contribution margin.
“Mampu tidak untuk menutup cost-nya. Kalau tidak mampu, percuma kita inject. Misalnya sudah jelas itu bisnisnya. Diapain pun negatif. Kalau kita kasih uang berapa pun, habis uang kita,” kata Dony.
Karena itu, Krakatau Steel diminta menyelesaikan model bisnis yang solid dan memenuhi prasyarat yang ditetapkan Danantara sebelum suntikan modal diputuskan. Setelah itu, Danantara akan menghitung kebutuhan modal kerja secara lebih presisi.
“Sama dengan Krakatau Steel, kita tentu saja sebelum melakukan proses ini, kita meminta mereka untuk melakukan beberapa prasyarat, terutama sekali masuk ke dalam modeling yang benar,” kata Dony.

1 hour ago
1












































