Kredit UMKM Bank Mandiri Capai Rp 136 Triliun pada Kuartal I 2025

5 hours ago 2

Karyawan menunjukan aplikasi Livin by Mandiri di Jakarta, Selasa (26/7). Hingga pertengahan 2022, transaksi Livin by Mandiri mencapai lebih dari 850 juta transaksi, dengan nilai lebih dari Rp 1.050 triliun. Jumlah tersebut berhasil tumbuh hampir dua kali lipat bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan angka pertumbuhan kredit pada kuartal I 2025 mencapai 17 persen. Kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tercatat mencapai hingga Rp 136 triliun.

“Pada triwulan pertama di tahun 2025, kredit UMKM Bank Mandiri mencapai Rp 136 triliun, tumbuh 8,9 persen year on year (yoy),” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Paparan Kinerja Triwulan I 2025 Bank Mandiri yang digelar secara daring, Selasa (29/4/2025).

Darmawan mengatakan, angka kredit UMKM tersebut telah menjangkau ke lebih dari 1.300 mitra atau debitur UMKM se-Indonesia. Ia menegaskan komitmen Bank Mandiri dalam mendorong penguatan ekonomi masyarakat, khususnya melalui dukungan yang berkelanjutan terhadap segmen usaha padat karya, yakni UMKM. 

“Bank Mandiri hadir sebagai mitra pertumbuhan dengan fokus pada peningkatan kualitas usaha tercermin pada rasio NPL UMKM yang tetap terjaga di level 1,4 persen atau membaik 14 basis poin year on year,” kata dia. 

Darmawan menuturkan, Bank Mandiri menghadirkan kapabilitas digital yang komprehensif. Melalui platform Kopra, Bank Mandiri mendukung dari sisi hulu hingga hilir, melalui super apps Livin dan Livin merchant yang menjadi jembatan penting bagi para mitra strategis, seperti para pedagang dan pemasok kebutuhan pokok.  

Diketahui, Bank Mandiri mencatat laju pertumbuhan kredit pada Maret 2025 terjaga di level yang sehat, yakni di angka 17 persen (yoy), tumbuh di atas industri perbankan nasional yang berada di kisaran 9,16 persen (yoy). 

Pertumbuhan yang positif tersebut diiringi dengan kualitas yang terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau ratio NPL sebesar 1,01 persen, atau jauh di bawah level NPL industri sebesar 2,18 persen. Hal tersebut dinilai mencerminkan kewaspadaan dan komitmen Bank Mandiri dalam menjaga prinsip kehati-hatian serta kualitas penyaluran kredit. 

Darmawan menekankan bahwa Bank Mandiri telah memiliki kapabilitas dalam mendukung program strategis nasional, untuk dapat memberikan multi-player effect terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

Read Entire Article
Politics | | | |