Bukan Dikirim ke Barak Militer, Ini Cara Tepat Menangani Anak Bermasalah Menurut Psikolog

3 hours ago 1

Anak sekolah tawuran (ilustrasi). Menurut psikolog, pendekatan berbasis konseling psikologis lebih tepat diterapkan dalam menangani anak bermasalah, bukan dengan mengirim ke barak milliter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Psikolog pendidikan anak dan remaja Bernadette Cindy menilai seharusnya pendekatan berbasis rehabilitas atau konseling psikologis lebih tepat diterapkan dalam menangani anak bermasalah, bukan dengan mengirim mereka ke barak militer. Menurutnya, tindakan koersif tanpa pendekatan psikososial yang memadai justru berisiko memperburuk kondisi psikologis anak.

Pernyataan tersebut merespons rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang ingin mengirim anak-anak nakal atau bermasalah ke barak militer sebagai bentuk pendisiplinan. “Pemilihan pendekatan dalam mendidik anak terutama yang punya riwayat perilaku menyimpang perlu dilakukan secara berhati-hati. Mungkin lebih tepat mengggunakan pendekatan berbasis rehabilitasi, atau konseling psikologis, bukan sekedar hukuman atau pendekatan koersif,” kata Cindy saat dihubungi Republika.co.id pada Selasa (29/4/2025).

Cindy menjelaskan setiap anak yang bermasalah memiliki latar belakang masalah hang berbeda. Oleh karena itu, jika ingin mengambil pendekatan berbasis militer, maka perlu juga disertai dengan metode yang terstruktur, mendidik, serta adanya pendampingan psikologis yang intensif.

“Pada dasarnya anak dengan perilaku menyimpang pasti memiliki riwayat trauma, pengabaian, atau kekerasan. Maka tidak bisa disamaratakan penyelesaiannya hanya dengan pendekatan keras,” kata dia.

Ia mengatakan latar belakang keluarga, pola asuh, serta lingkungan sosial anak juga harus menjadi pertimbangan penting sebelum menentukan intervensi. Pendekatan multidisiplin dinilai sebagai solusi yang komprehensif, dengan tim pendamping terdiri atas psikolog, pekerja sosial, hingga tenaga medis.

“Nantinya tim ini akan berperan dalam melakukan asesmen, pembuatan program intervensi, melakukan konseling individual dan keluarga, pendekatan kepada keluarga dan masyarakat, serta lingkungan sosial lainnya. Perlu juga dilakukan evaluasi perkembangan anak tersebut,” ujar Cindy.

Read Entire Article
Politics | | | |