REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Penampilan luar biasa pemain sepak bola klub Barcelona FC Lamine Yamal saat menghadapi Inter Milan pada babak semifinal Liga Champions pekan lalu kembali meroketkan namanya. Ia semakin mendekati status mega bintang yang dicapai pemain-pemain Muslim pendahulunya seperti Zinedine Zidane, Mesut Ozil, Karim Benzema, dan Muhammad Salah.
Selepas klub yang dilatihnya ditahan imbang 3-3 oleh Barcelona pekan lalu, Simone Inzaghi mengatakan talenta seperti remaja yang baru berusia 17 tahun itu hanya muncul sekali dalam setengah abad. “Dia adalah tipe talenta yang lahir setiap 50 tahun sekali, saya baru kali ini melihatnya secara langsung dan dia benar-benar membuat saya terkesan,” kata dia dilansir the Associated Press.
Dalam pertandingan melawan Inter Milan, Yamal beroperasi dengan ligat dan visioner di sayap kanan. Ia membawa klubnya membalikkan keadaan dari ketertinggalan 0-2 dengan satu gol yang tercipta menyusul aksi individunya mengelabui sejumlah pemain bertahan Inter. Ia kemudian berperan krusial membawa Barca menyamakan kedudukan.
Pelatih Barcelona Hansi Flick menggambarkan pemainnya yang berusia 17 tahun sebagai “seorang jenius” setelah Yamal menampilkan pertunjukan bakat terbarunya dalam pertandingannya yang ke-100 untuk skuad senior klub. "Dia spesial. Saya sudah mengatakannya sebelumnya, tapi dia jenius," kata Flick.
Dengan usianya saat ini, bahkan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, yang sejauh ini merupakan dua pemain terbaik di generasinya, bahkan belum mampu menyentuh level yang telah dicapai Yamal.
Pada usia 17, Messi telah bermain dalam sembilan pertandingan, mencetak satu gol dan tidak memberikan assist. Ronaldo mencetak lima gol dan empat assist dalam 19 pertandingan. Bagaimana dengan Yamal? 100 pertandingan, 22 gol dan 33 assist. Sejak melakukan debut tim utama pada usia 15 tahun pada tahun 2023, Yamal telah memenangkan gelar La Liga, Copa del Rey, dan Kejuaraan Eropa 2024 bersama Spanyol.
Yamal tak hanya berhasil menentukan jalannya pertandingan pada saat-saat penting, ia juga melakukannya dengan kepercayaan diri tanpa rasa takut. Ia terlihat bermain dengan gembira dan kebebasan dengan kedewasaan jauh melampaui umurnya. Cara Yamal mengendalikan tubuhnya, melakukan gerakan tipuan ke sana kemari serta memindahkan beban tubuhnya dari satu sisi ke sisi lain, membuatnya menjadi mimpi buruk bagi para pemain bertahan.
Bahwa Lamine Yamal adalah juga seorang Muslim, bukan rahasia lagi. Muslim Network melansir, ia menjadi pesepakbola Muslim pertama yang berpuasa selama Ramadhan saat berlatih bersama tim nasional Spanyol, sebuah bukti disiplin dan ketahanannya.
“Saya bangun jam empat pagi hari ini dan makan lengkap. Lalu saya bisa bangun lebih lambat dari yang lain karena saya tidak sarapan bersama tim. Kemudian saya pergi ke pelatihan, dan kemudian saya kembali ke kamar saya untuk melanjutkan shalat. Begitu seterusnya hingga tiba waktunya berbuka puasa,” kata dia.
Sering terlihat berdoa di lapangan, Yamal secara terbuka merefleksikan komitmennya. "Saya berpuasa selama Ramadhan. Ini tentang iman dan agama Anda. Saya percaya pada agama saya, dan saya cukup sehat untuk berpuasa."