Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kemaksiatan membutakan pandangan hati, memadamkan cahayanya, menghalangi jalannya ilmu, dan menghalangi hidayah. Dikisahkan, setelah bertemu Imam Syafii, Imam Malik berkata kepadanya:
"Aku melihat Allah telah meletakkan sinar dalam hatimu. Jangan padamkan sinar itu dengan kegelapan maksiat, sebab sinar itu akan terus melemah apabila kegelapan maksiat menguat, hingga hati menjadi bagaikan malam gulita. Banyak sekali sesuatu yang membinasakan manusia, tapi ia tidak dapat melihat seperti orang buta yang keluar pada malam hari di jalan yang berbahaya."
Betapa mulianya keselamatan. Betapa cepatnya kecelakaan. Kegelapan kemudian menjadi kuat, meluap dari hati, masuk ke organ tubuh yang lain dan akhirnya menutupi wajah dengan warna hitam sesuai dengan besarnya kemaksiatan yang dilakukan. Ketika mati dan tampak di alam barzakh, kuburan terasa penuh dengan kegelapan seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
إن هذه القبور مملوءة ظلمة على أهلها، وإن الله عَزَّ وَجَلَّ ينورها لهم بصلاتي عليهم
"Sesungguhnya kubur-kubur ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya, dan sesungguhnya Allah عَزَّ وَجَلَّ meneranginya untuk mereka dengan doaku kepada mereka" (HR Muslim).
Pada hari kiamat dan hari pengumpulan seorang hamba, wajah-wajah akan terangkat tinggi hingga tampak jelas dan dapat dilihat oleh setiap orang. Yakni, wajah yang menjadi hitam seperti arang.
Alangkah beratnya siksa dan hukuman, tidak seimbang dengan kelezatan dunia dan seisinya. Maka, bagaimana bisa seorang hamba terjerumus pada kebinasaan hanya karena kenikmatan sesaat.
Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi

3 hours ago
4












































