MBG Picu Keracunan di Bandung dan Tasikmalaya, BGN Lakukan Evaluasi Menyeluruh

14 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pelajar di kawasan Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (30/4/2025). Peristiwa itu terjadi hanya berselang satu hari usai ratusan siswa di Kota Bandung mengalami hal serupa pada Selasa (29/4/2025).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus dugaan keracunan pangan dalam program MBG yang menimpa sejumlah siswa di wilayah Bandung dan Tasikmalaya. Dia menyebut, jajarannya sedang melakukan langkah cepat dan menyeluruh dalam menyelidiki penyebab kasus itu.

"Menyikapi munculnya kasus serupa di beberapa wilayah, kami menegaskan komitmen BGN untuk mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kejadian serupa," kata Dadan melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Dadan mengatakan, kasus di Tasikmalaya terjadi di lingkungan SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Menurut dia, berdasarkan keterangan Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Michael Julius Tobing, semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan secara teliti sebelum pengolahan. Artinya, hasil uji awal yang dilakukan tim ahli gizi SPPG menunjukkan bahwa makanan dalam kondisi baik sebelum dikirim ke penerima manfaat.

"Setiap komponen menu, seperti tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang, diperiksa kualitasnya secara menyeluruh sebelum diolah," kata guru besar IPB University tersebut.

Menurut Dadan, proses pengolahan maupun distribusi yang dilakukan telah sesuai dengan standar operasional. Meski begitu, pihaknya akan tetap melakukan investigasi untuk penyebab dugaan keracunan.

Sementara itu, ihwal kasus di wilayah SPPG Bandung, BGN telah menerjunkan tim investigasi gabungan. Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bahan mentah yang digunakan. "Diperkirakan (hasil laboratorium) akan tersedia dalam 10 hari ke depan," ujar Dadan.

Dia memastikan, siswa yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan setempat. Karena itu, masyarakat diimbau tidak perlu terlalu khawatir. "Kami memahami kekhawatiran yang muncul di tengah masyarakat. Untuk itu, kami mengimbau seluruh pihak agar tetap tenang dan menunggu hasil resmi investigasi. BGN akan terus menyampaikan informasi secara terbuka dan bertanggung jawab," kata Dadan.

Menurut Dadan, peristiwa itu menjadi refleksi penting bagi seluruh pemangku kepentingan program MBG untuk meningkatkan kualitas, pengawasan, dan ketelitian di setiap tahapan penyelenggaraan. Evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dalam program itu ke depannya.

"BGN berkomitmen menjaga kepercayaan publik dan memastikan program MBG tetap menjadi solusi gizi yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia," ucap Dadan.

Sebagai langkah korektif dan preventif, BGN segera melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan, khususnya pada:

1. Protokol keamanan saat proses pengantaran dari dapur ke sekolah.

2. Pembatasan waktu maksimum pengantaran untuk menjaga kualitas makanan.

3. Mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa.

4. Batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi.

5. Kewajiban uji organoleptik (uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan.

Read Entire Article
Politics | | | |