Mengapa Arab Masih Terdiam Saat Negara Eropa Lantang Tekan Israel Atas Kejahatan di Gaza?

3 hours ago 4

Ratusan ribu orang menghadiri unjuk rasa di Den Haag, Belanda, 18 Mei 2025. Pengunjuk rasa menyerukan pemerintah Belanda mengambil tindakan terhadap Israel dan aksinya di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Negara-negara Barat telah mengkritik agresi Israel yang terus berlanjut ke Gaza, sementara posisi Arab tetap tidak ada.

Fakta itu muncul dalam sebuah paradoks yang menimbulkan pertanyaan tentang pergeseran yang semakin besar dalam kebijakan Eropa yang kontras dengan sikap diam Arab.

Hal ini terjadi pada saat ibu kota negara-negara Barat bergerak untuk meningkatkan retorika mereka terhadap Israel dan meninjau kembali hubungan politik dan perjanjian militer dengan Israel.

Sementara banyak ibu kota negara-negara Arab hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan sporadis yang tidak melebihi batas keprihatinan, sementara sekitar 2,3 juta orang Palestina menjadi korban pembantaian terus menerus dan pengepungan yang mencekik.

Posisi Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyerukan sanksi terhadap para pemukim, penangguhan perjanjian kerja sama keamanan dengan Israel, dan pembukaan penyeberangan untuk masuknya bantuan.

Dengan adanya percepatan aksi Eropa ini, muncul pertanyaan: Di manakah posisi Arab? Mengapa Arab diam saja sementara Israel melakukan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza?

Al Jazeera.net dikutip Republika.co.id, Sabtu (24/5/2025) mensurvei sejumlah analis dan pakar mengenai pertanyaan ini, dan mereka sepakat bahwa sikap diam Arab bukanlah situasi yang bersifat sementara, melainkan hasil dari akumulasi politik, keamanan dan ekonomi yang membuat posisi mereka terhadap Gaza tersandera oleh kalkulasi dan bukannya oleh prinsip.

Pergeseran Barat

Raghad al-Tikriti, kepala Dewan Syura Asosiasi Islam di Inggris, mengatakan pergeseran posisi beberapa negara Barat seperti Prancis, Kanada, dan Inggris terhadap agresi ke Gaza merupakan perkembangan positif. Ini adalah titik balik penting yang seharusnya terjadi lebih awal.

BACA JUGA: Analis Militer: Tak Mudah Bagi Israel untuk Taklukkan Gaza!

Dia menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera Net, pergeseran ini tidak terjadi begitu saja, melainkan sebagai hasil dari tekanan terus menerus dari jalanan dan anggota parlemen.

Perubahan posisi beberapa pemimpin politik setelah hampir 20 bulan pengeboman dan penghancuran terus menerus oleh Israel di Gaza, dan mengingat keheningan dunia internasional yang mengganggu.

Read Entire Article
Politics | | | |