REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berkolaborasi dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meresmikan charging station sekaligus menyerahkan dua unit tambahan Becak Listrik (Betrik) Ergonomic Ramah Lingkungan kepada kelompok Paguyuban Becak Ahmad Dahlan (Pabelan), Rabu (10/12/2025).
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin menyampaikan peresmian ini menjadi langkah lanjutan dari inovasi becak listrik yang telah diluncurkan sejak awal 2025 sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat perkotaan, khususnya para abang becak. Dengan tambahan dua unit terbaru, kini total terdapat tujuh betrik yang dioperasikan oleh Pabelan.
"Becaknya sudah kita launching pada awal tahun 2025 yang lalu, ada lima unit dan alhamdulillah tambah dua unit sehingga ada tujuh unit yang dilengkapi dengan station chargingnya yang hari ini kita resmikan," katanya dalam sambutan di acara peresmian charging station dan hibah dua unit becak listrik ergonomis ramah lingkungan, Rabu (10/12/2025).
Menurut Yamin, pilihan Muhammadiyah untuk menggarap program pemberdayaan berbasis becak bukan tanpa alasan. Becak telah menjadi bagian penting budaya Yogyakarta sekaligus ruang ekonomi yang relevan bagi masyarakat kecil. Yamin mengaitkan program ini dengan upaya mengatasi kesenjangan dan kemiskinan yang semakin terasa di wilayah perkotaan.
Karena itu, Muhammadiyah memandang penting untuk hadir memberikan solusi konkret bagi kelompok rentan di kota, terutama di Yogyakarta.
"Kenapa Muhammadiyah kok mengurusi becak segala. Ini menjadi tugas pokok dari majelis pemberdayaan masyarakat yang tertinggal," ucapnya.
"Oleh karena itu Muhammadiyah apalagi di kota Muhammadiyah di Yogyakarta tentu tidak bisa berdiam diri terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat termasuk persoalan kemiskinan," kata dia menambahkan.
Yamin menjelaskan becak listrik bukan sekadar proyek teknologi, tetapi media pemberdayaan menyeluruh yang meliputi pelatihan organisasi, profesionalisme layanan, hingga pengelolaan kelembagaan Pabelan. Pendampingan MPM juga dilakukan secara komprehensif, termasuk edukasi bagi pengemudi dan keluarga mereka.
Meski sudah berjalan, ia mengungkap MPM masih membutuhkan lebih banyak becak listrik dan membuka peluang kolaborasi dengan berbagai mitra untuk mencukupi kebutuhan anggota Pabelan. Saat ini Pabelan telah memiliki 25 anggota dengan tujuh unit betrik yang beroperasi.
"Kita masih memerlukan beberapa becak listrik ini dan kami buka kesempatan pada para mitra untuk berkolaborasi mengembangkan becak listrik di Kota Yogyakarta. Makanya kita mengajak berbagai pihak untuk melelang 18 becak. Mudah-mudahan banyak pihak yang tertarik berkolaborasi," ucapnya.
Perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD, Antonio Yudino, menjelaskan implementasi teknologi harus berdampak langsung bagi masyarakat. UAD memandang becak listrik sebagai model penerapan green technology yang tetap menjaga nilai budaya Yogyakarta.
"Kita mempunyai satu komitmen bahwa karya-karya pengajaran kita, penelitian kita itu betul-betul berdampak di masyarakat termasuk becak listrik ini," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Inventor Betrik 1912, Muhammad Faishal, menjelaskan, dua unit Betrik yang dihibahkan merupakan produk dalam karya UAD. Dengan baterai di berkapasitas 48 Volt 20,8 Aha, sekali charge lebih dari 50 kilometer. Sementara becak sebelumnya sekali cas dapat menempuh jarak lebih dari 20 kilometer. Faishal menyebut Charging Station ini menggunakan teknologi fast charging, dari baterai nol persen dicharge selama sejam sudah terisi 80 persen lebih. Program ini juga bagian dari hibah dari Kemendikti Saintek.
"Melalui inovasi ini ke depan masalah yang berkaitan dengan becak motor dan transportasi perkotaan bisa terselesaikan," katanya.
Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, mengapresiasi langkah Muhammadiyah dan UAD yang menghadirkan inovasi transportasi ramah lingkungan. Ia menilai betrik dapat menjadi solusi kemacetan sekaligus ikon wisata yang baru.
"Kami mengapresiasi peresmian Charging Station ini merupakan upaya untuk memudahkan para pengemudi becak. Becak Bertenaga Listrik ini adalah inovasi dan bukti bahwa Gerakan Muhammadiyah mampu memproduksi moda transportasi yang bermanfaat, ramah lingkungan, praktis," kata Dwi.
Pemkot berharap kehadiran becak listrik ikut mendukung sistem transportasi ideal yang nyaman dan efisien.
"Melalui peresmian charging listrik serta penyerahan becak listrik ini, kiranya dapat menjadi solusi untuk mewujudkan transportasi Yogyakarta yang nyaman, aman, serta membuat masyarakat sehat dan sejahtera, sekaligus menjaga Bumi dari perubahan iklim," katanya.
Ketua Pabelan, Edi Rahayu, menyampaikan bahwa para pengemudi sangat terbantu dengan pendampingan teknis dan pelatihan profesional dari UAD dan MPM.
"Kami diajari detail penggunaan becak listrik hingga hal teknis. Kami juga mendapat pelatihan layanan, bahkan dasar bahasa Inggris. Semua ini tanpa meminta keuntungan apa pun," katanya.
Ia mengatakan program ini benar-benar membantu tanpa adanya beban biaya. "MPM dan UAD pure sama sekali tidak minta apa apa, mereka membantu kami. Dan kami sangat terbantu," ungkapnya.
Peresmian charging station sekaligus menyerahkan dua unit tambahan Becak Listrik (Betrik) Ergonomic Ramah Lingkungan kepada kelompok Paguyuban Becak Ahmad Dahlan (Pabelan), Rabu (10/12/2025)

8 hours ago
4











































