REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peran organisasi non-pemerintah (NGO) Muslim Indonesia dalam isu-isu global semakin mendesak untuk ditingkatkan. Di tengah dinamika internasional yang terus berubah, keterlibatan NGO dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dibutuhkan untuk mengisi ruang-ruang diplomasi kebaikan.
Namun,kontribusi NGO Muslim Indonesia di panggung dunia masih belum seimbang jika dibandingkan dengan potensi dan jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang mencapai lebih dari 230 juta jiwa, berdasarkan data Pew Research Center 2023.
Menurut laporan dari Charity Aid Foundation World Giving Index 2023, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut. Ini menunjukkan budaya gotong royong dan kepedulian sosial yang tinggi di masyarakat Indonesia. Meski demikian, semangat ini belum sepenuhnya terefleksi dalam representasi NGO Muslim Indonesia dalam forum-forum global atau dalam pengelolaan diplomasi kemanusiaan lintas negara.
Salah satu tantangan besar adalah minimnya dukungan struktural dan akses terhadap jaringan internasional yang solid. Banyak NGO Muslim di Indonesia yang aktif di dalam negeri, namun belum memiliki kapasitas untuk memperluas cakupan kerja hingga ke luar negeri. Dibutuhkan sinergi antara sektor publik, swasta, dan lembaga legislatif agar peran mereka dapat diperluas secara sistematis dan terarah.
Selain itu, diplomasi kemanusiaan juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan kebijakan yang mendukung. Diperlukan keterlibatan parlemen dan kementerian terkait untuk membuka ruang bagi NGO Muslim agar dapat memainkan peran aktif, bukan hanya sebagai pelaksana bantuan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembentukan kebijakan dan diplomasi internasional.
Dalam konteks ini, pertemuan antara Amalsholeh.com dan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menjadi langkah strategis yang patut dicermati. Audiensi ini berlangsung pada Selasa, 10 Juni 2025, di Gedung DPR RI, Jakarta. Tujuannya adalah untuk memperkuat jejaring kolaborasi serta memperluas peran NGO Muslim Indonesia dalam diplomasi kemanusiaan global.
Delegasi Amalsholeh.com dipimpin langsung oleh CEO Irfansyah Riyanto dan Deputy CEO Dea Sunarwan, yang menyampaikan beberapa usulan kunci kepada Ketua BKSAP, Dr. Mardani Ali Sera, M.Eng.
Dalam pertemuan tersebut, Amalsholeh.com menyampaikan empat aspirasi utama. Pertama, komitmen untuk membangun kolaborasi multipihak dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk DPR RI. Kedua, harapan adanya dukungan BKSAP untuk memperkuat posisi NGO Muslim Indonesia dalam diplomasi global, khususnya terkait isu Palestina.
Ketiga, usulan pembentukan hub strategis bersama DPR RI yang dapat menjadi pusat koordinasi NGO dalam menyuarakan solidaritas global. Keempat, permohonan rekomendasi resmi untuk akses pasar donatur global secara legal dan sesuai regulasi internasional.
Ketua BKSAP, Dr. Mardani Ali Sera, menyampaikan dua rekomendasi penting menanggapi usulan tersebut. "Amalsholeh diharapkan untuk terus memperkuat posisinya di dalam negeri melalui kolaborasi multipihak guna mengokohkan brand sebagai platform Muslim lifestyle dan crowdfunding di Indonesia," ujarnya.
Selain itu, ia juga merekomendasikan agar Amalsholeh segera melakukan audiensi dengan Bank Indonesia guna mendapatkan regulasi yang tepat dalam hal transaksi keuangan lintas negara.
Pertemuan ini mencerminkan upaya konkret dari NGO lokal untuk mengambil peran lebih besar dalam isu global, tanpa melepaskan akar lokalnya.
“Kami percaya bahwa NGO Muslim Indonesia punya kapasitas untuk terlibat lebih luas, asal ada dukungan kebijakan yang nyata dan akses ke pasar internasional yang adil,” ujar Irfansyah Riyanto.