Home > Update Monday, 21 Jul 2025, 17:41 WIB
Seluruh lagu dalam EP Top 5 sudah bisa didengarkan di seluruh platform musik.

FILMUSIKU.com — Oslo Ibrahim resmi merilis EP terbarunya bertajuk TOP 5, sebuah koleksi lagu yang memotret perasaan mentah dan refleksi pribadi yang tak selalu tertata rapi. Terdiri dari lima track, EP ini menyatukan dua rilisan terdahulu “Fuck You” dan “Aku Bukan Rumahmu Lagi” dengan tiga lagu baru yang memperluas dimensi emosional Oslo sebagai penulis lagu, vokalis, dan produser.
“TOP 5 bukan tentang lagu terbaik gue. Tapi tentang lima momen ketika gue paling nggak bisa bohong, baik itu saat lagi pengen marah, pengen nangis, atau sekadar pengen ketawain hidup,” ucap Oslo dalam keterangan tertulisnya.
Dari kelima lagu dalam EP ini, “Alone Together” muncul sebagai fokus utama. Lagu ini memiliki cerita yang cukup panjang sebelum akhirnya menjadi bagian dari katalog Oslo. Diciptakan oleh Yudis Dwikorana, lagu ini awalnya hanya akan menjadi demo yang Oslo bantu garap.
Namun sejak pertama kali mendengarnya, “Alone Together” terus menghantui pikiran Oslo. Setahun kemudian, Oslo memberanikan diri meminta izin untuk merilis lagu ini, dan akhirnya mendapat restu langsung dari sang pencipta.
Secara lirik, “Alone Together” bukan sekadar tentang kesepian dalam hubungan seperti yang diasumsikan banyak orang. Oslo menafsirkan lagu ini sebagai percakapan antara dirinya yang sekarang dan dirinya yang dulu. Tentang rindu terhadap versi diri yang lebih liar, spontan, dan penuh keberanian.
Lewat lagu ini, Oslo mengajak diri lamanya untuk nongkrong bareng satu malam saja, sebelum kembali ke rutinitas hidup yang kini lebih terstruktur dan penuh perhitungan.
Sementara itu, “Fuck You” membuka EP ini dengan energi meledak-ledak dan tak terfilter. Lagu ini ditulis bersama Dionaldy Iqbal, dan merupakan bentuk luapan emosi tanpa arah yang spesifik marah pada situasi, pada hidup, bahkan pada diri sendiri.
Sebaliknya, “Aku Bukan Rumahmu” Lagi menjadi ruang untuk menutup bab, melepaskan seseorang tanpa dendam. Dua lagu lainnya, “Too Deep” dan “Jelek Tapi Lucu”, memperlihatkan dua sisi Oslo yang berbeda, di mana satu penuh perenungan dan atmosfer kelam, satu lagi penuh humor, satir, dan keisengan yang cerdas.