Rudal Shaheen III dan Ghauri yang mempu membawa hulu ledak nuklir dipamerkan di Islamabad pada 23 Maret 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD—Pakistan merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar ketujuh di dunia dengan perkiraan persediaan sekitar 170 hulu ledak nuklir pada 2025.
Ini didukung oleh infrastruktur nuklir yang luas yang mampu memperkaya lebih banyak uranium, beberapa reaktor untuk memproduksi plutonium, dan sistem peluncuran yang canggih dan banyak.
Pakistan adalah salah satu dari sembilan negara nuklir di dunia dan negara Islam pertama yang memiliki senjata nuklir, dan senjata nuklirnya telah lama disebut sebagai "bom atom Islam", sejak secara resmi bergabung dengan negara-negara nuklir pada 1998, setelah sejumlah uji coba nuklir yang sukses.
Meskipun menghadapi pengawasan internasional dan sanksi ekonomi dan militer, Pakistan bersikeras untuk mempertahankan dan mengembangkan senjata nuklirnya.
Mereka percaya akan perlunya mengamankan "penangkalan minimum" yang telah berubah menjadi prinsip "penangkalan komprehensif" untuk menghadapi ancaman terhadap integritas teritorialnya oleh musuh dan tetangga nuklirnya, India, sehubungan dengan konflik yang sedang berlangsung di wilayah Kashmir.
Awal mula
Pakistan memulai proyek nuklirnya untuk keperluan sipil pada tahun 1950-an, memanfaatkan inisiatif "Atom untuk Perdamaian" dari mantan Presiden Amerika Serikat Dwight Eisenhower, yang diluncurkan pada tahun 1953, untuk mengembangkan energi atom di dunia untuk kegiatan damai.
BACA JUGA: Serangan Pahalgam, Membongkar Mesin Propaganda India terhadap Muslim
Amerika Serikat menyatakan keinginannya untuk mendukung proyek nuklir sipil Pakistan pada tahun 1955 melalui perjanjian kerja sama antara kedua negara, menyediakan dana untuk pembangunan sebuah reaktor penelitian kecil, bahan bakar fisil, dan program pelatihan untuk para ilmuwan dan insinyur.
Pada 1956, Komisi Energi Atom Pakistan (Pakistan Atomic Energy Commission, PAEC) didirikan, dan pada dekade berikutnya negara ini bergerak maju dalam mengembangkan program nuklir.