Home > Literasi Monday, 14 Apr 2025, 20:06 WIB
Dunia kepenulisan di Sumsel merindukan kehadiran penulis-penulis perempuan, tidak hanya penulis puisi juga prosa. Kehadiran penulis pria selama ini cukup mendominasi.

KINGDOMSRIWIJAYA – Pada acara Bincang Buku Puisi “Pulang” karya Aina Rumiyati Aziz yang berlangsung, 11 April 2025, sastrawan Sumatera Selatan (Sumsel) Anwar Putra Bayu ditanya wartawan tentang penulis perempuan khususnya penyair dari Sumsel.
Kepada sastrawan yang akrab disapa Bayu, Dina Apriana seorang reporter dari Radio Sonora Palembang bertanya, “Bagaimana kontribusi Buku Puisi ‘Pulang’ dalam perkembangan dunia kepenulisan perempuan khususnya puisi di Sumatera Selatan, menurut Anda?”
Bayu yang juga Ketua Satupena Sumsel menjawabnya, “Buku puisi ‘Pulang’ ini salah satu sumbangan dalam khasanah dunia penulisan perempuan. Di Sumsel kita miskin dalam hitungan, sedikit sekali jumlah penulis perempuan. Seolah-olah penulis puisi atau sastra pada umumnya adalah milik kaum lak-laki”.
Menurutnya, dunia kepenulisan sastra apakah puisi atau novel, ada kesenjangan. “Jika dilihat runut dari tahun, dalam beberapa tahun atau 10 tahun belakangan ada beberapa buku karya penulis perempuan yang terbit”.
Bayu menjelaskan, tahun 2013 ada penulis Rita Sumarni menerbitkan buku puisi berjudul “Titipan Hati”. Tahun 2017 Dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) Izah Zen Syukri menerbitkan buku berjudul “Karena Rindu”. Tahun 2018, Dian Rennuati dengan buku berjudul “Selalu Ingat”. Tahun 2018 Lely Mela Sary menerbitkan buku puisi “Evolusi Patah Hati” dan tahun 2024 kembali menerbitkan buku puisi berjudul “Hujan yang hilang”.
“Tahun 2025 buku puisi ‘Pulang’ dari penulis perempuan Aina Rumiyati Aziz. Jadi dalam kurun 12 tahun di Palembang hanya ada enam judul buku genre sastra karya penulis perempuan yang terbit. Selain itu ada beberapa antologi puisi bersama”, kata Anwar Putra Bayu yang juga Koordinator Satupena Sumatera.
Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA