Perawat RS di Cirebon, Diduga Lakukan Rudapaksa ke Pasien Remaja Penyandang Disabilitas

17 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dugaan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan tenaga kesehatan terhadap pasien, kembali terjadi. Kali ini, kejadian itu menimpa seorang pasien remaja putri di salah satu rumah sakit (RS) yang terletak di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Pasien yang berusia 16 tahun itu diduga menjadi korban perkosaan yang dilakukan oleh DS (31), seorang perawat yang bertugas di RS tersebut. Pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Cirebon Kota pada Senin, 5 Mei 2025 kemarin.

Ibu kandung korban, NH (38), menjelaskan, peristiwa itu bermula saat anaknya yang menyandang disabilitas menderita TBC dan menjalani perawatan di ruang isolasi RS tersebut. Peristiwa itu terjadi pada akhir Desember 2024. “Saat itu ruang isolasi kosong, gak ada pasien lain,” ujar NH, saat ditemui di Mapolres Cirebon Kota untuk memenuhi panggilan penyidik, Sabtu (10/5/2025).

Menurut NH, anaknya itu mengeluh sakit di bagian perutnya. Perawat tersebut kemudian memeriksa perut anaknya hingga terus ke bawah.

NH mengaku awalnya tidak mengetahui pelecehan yang menimpa anaknya. Hingga pada akhir April 2025, ia secara tak sengaja memberikan nasihat kepada anaknya untuk tidak pacaran dan berhati-hati terhadap laki-laki. “Tiba-tiba anak saya cerita, 'Mah, itu dokter yang di rumah sakit pernah masukin anunya ke saya’,” ucap NH menirukan perkataan anaknya.

NH yang kaget pun langsung berusaha menggali cerita lebih dalam dari anaknya. Ternyata, dugaan perkosaan yang menimpa anaknya itu terjadi sebanyak tiga kali. “(Kejadiannya) di ruang isolasi. Tiga kali. Yang pertama siang hari, yang kedua dan ketiganya malam hari,” katanya.

NH mengatakan, pihak keluarga saat itu kebetulan sedang pulang ke rumah. Karena itu, anaknya ditinggal sendirian di ruang isolasi. Setelah mendapat penjelasan dari anaknya, NH lantas mengajak sang anak ke rumah sakit untuk mencari tahu pelakunya. Saat itu, sang anak menunjuk pelakunya yang ternyata merupakan perawat, dan bukan dokter.

“Anak saya nunjuk, ‘Itu yang lagi duduk’,. Kemudian saya foto orangnya,” kata NH. 

Menurut NH, sudah ada upaya mediasi sebanyak tiga kali. Namun, tidak ada titik temu hingga akhirnya ia memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi. NH mengaku tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Ia berharap, anaknya bisa memperoleh keadilan.

“Harapannya minta keadilan untuk anak saya. Kasihan, dia mengalami trauma seumur hidupnya. Kalau ingat kejadian itu dia suka teriak-teriak sendiri, melamun sendiri,” kata NH yang tak kuasa menahan tangisnya.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan sejumlah barang bukti dan saksi kasus tersebut. “Kita sedang melakukan penyelidikan, kita kumpulkan alat bukti maupun keterangan dari saksi-saksi. Laporan ini kita terima pada Senin (5 Mei 2025) kemarin, yang melaporkan adalah ibu korban,” katanya.

Pihak kepolisian pun meminta waktu agar pengungkapan kasus tersebut bisa secepatnya selesai. Hal itu mengingat, kasus tersebut sudah berlalu cukup lama. “Kejadian sudah beberapa bulan, sehingga kita bakal fokus untuk mengumpulkan alat-alat bukti maupun keterangan saksi. Yang jelas kita tidak akan memberikan ruang toleransi terhadap hal-hal seperti ini,” kata Eko. 

Read Entire Article
Politics | | | |