Perlawanan Pejuang Gaza Masih Berkobar, Pertanda Apa? Ini Kata Pakar Militer

1 day ago 7

Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pakar militer dan strategis Mayor Jenderal Mohammed Al-Samadi mengatakan bahwa roket yang diluncurkan oleh Brigade Al-Qassam ke arah pemukiman Nir Ishak menunjukkan kerapuhan narasi Israel tentang kontrol keamanan penuh atas Jalur Gaza, dan menegaskan bahwa perlawanan masih memiliki inisiatif meskipun pengepungan dan serangan udara yang parah.

Dalam sebuah analisis tentang kancah militer di Jalur Gaza dikutip dari Aljazeera, Senin (14/4/2025), Samadi menambahkan bahwa waktu operasi tersebut membawa pesan ganda yaitu di satu sisi, hal itu membuktikan kegagalan penjajah Israel untuk memaksakan kontrol atas poros-poros serbuan di selatan Jalur Gaza, dan di sisi lain, hal itu memberikan pukulan telak bagi klaim militer Israel yang memperketat cengkeramannya di wilayah Rafah, sebelah selatan Jalur Gaza.

Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan sebuah roket jarak pendek dari sistem Regum ke arah pemukiman Nir Ishak di Jalur Gaza.

Sementara juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Kubah Besi telah mencegat tiga roket tanpa menimbulkan korban.

Al-Samadi menunjukkan bahwa roket-roket ini, meskipun memiliki daya rusak yang terbatas, merupakan "keajaiban lapangan" dalam ilmu militer, karena roket-roket ini diluncurkan setelah lebih dari 40 hari pengepungan yang sedang berlangsung dan 26 hari dimulainya kembali permusuhan, yang mencerminkan kemampuan perlawanan untuk mempertahankan sistem penembakan yang efektif.

Dia menjelaskan bahwa pemukiman yang ditargetkan hanya berjarak 3,5 kilometer dari perbatasan Gaza, titik yang relatif dekat, yang mengindikasikan bahwa perlawanan masih mampu menggunakan taktik gangguan tembakan dan menargetkan area konsentrasi dan pertemuan militer yang dekat dengan kantong pertahanan.

Al-Smadi mengatakan bahwa roket "Regum" jarak pendek biasanya tidak dicegat oleh Kubah Besi, yang meningkatkan efektivitas penggunaannya sebagai alat taktis untuk membingungkan musuh pada titik-titik kontak, mencatat bahwa Tel Aviv tidak dapat mengklaim bahwa ada keamanan nyata di permukiman di dalam wilayah kantong selama perlawanan mempertahankan kemampuan ini.

Dia percaya bahwa penembakan roket-roket ini secara terus menerus mengirimkan pesan implisit bahwa "tidak ada keamanan di dalam amplop" dan bahwa kemampuan perlawanan untuk bertindak mengingat penutupan lapangan dan udara masih ada, yang menyerang logika Israel secara mendalam dan menimbulkan keraguan tentang kelayakan operasi ekspansionis di dalam dan di sekitar Rafah.

Read Entire Article
Politics | | | |