REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pemerintah Daerah DIY bakal memfokuskan operasional bus listrik Trans Jogja untuk melayani wisatawan di kawasan pusat Kota Yogyakarta mulai 1 Mei 2025. Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY, Wulan Sapto Nugroho menyampaikan uji coba bus listrik ini sudah dilakukan sejak Januari lalu, hanya saja akan ada perubahan rute mulai awal Mei mendatang.
Dia menjelaskan dua armada bus listrik itu akan mengambil titik keberangkatan yang berbeda dari uji coba sebelumnya yakni Parkiran Ngabean dan Kridosono menjadi pilihan lokasi keberangkatan awal bus itu. Pemilihan rute nantinya berdasarkan hasil uji coba teknis operasional yang telah dilakukan untuk mengetahui daya tahan baterai, teknis berapa kali putaran dan sebagainya.
"Rencana per 1 Mei akan ada perubahan rute, dan kebetulan hari ini baru akan di rapatkan dulu untuk koordinasi dengan pihak terkait," kata Sapto saat dihubungi, Selasa (22/4/2025).
"(Rute) perlintasan bus listrik tetap di Kota (Yogyakarta), khususnya sumbu filosofi," ucapnya menambahkan.
Sapto menyampaikan saat ini bus listrik itu masih beroperasi di trayek 1 A yang berangkat mulai halte Bandara Adisutjipto dan keliling melalui Jalan Malioboro. Perubahan rute yang akan dilakukan ini bertujuan agar bus listrik dapat beroperasi lebih optimal sebagai shuttle bus yang melayani wisatawan dengan jarak tempuh lebih pendek dan frekuensi perjalanan yang lebih tinggi.
Dia juga menegaskan trayek yang akan dipilih sebagai jalur bus listrik berbeda dengan Trans Jogja, sehingga dipastikan tidak ada tumpang tindih karena rute yang dipilih akan lebih pendek dan difokuskan untuk membawa penumpang di area sekitar Malioboro. Dengan trayek baru nanti, dia berharap bus listrik dapat berfaedah lebih efektif sebagai shuttle di area wisata utama.
"Untuk bus (yang akan beroperasi ada) 2 unit, masih bus yang sama dengan kemarin, hanya rutenya akan di geser, karena memang dalam satu tahun 2025 ini statusnya masih uji coba operasional," ujarnya.
Terkait kapasitas bus, lanjutnya, bus ini mampu menampung hingga 28 orang dengan 18 penumpang duduk dan 10 penumpang berdiri. Meskipun berstatus sebagai angkutan umum, Sapto tak menampik minat penumpang bus listrik ini sudah cukup banyak dan didominasi oleh wisatawan dan masyarakat yang ingin mencoba moda transportasi ramah lingkungan ini, bukan pekerja harian.
Walau ada pergantian rute, dipastikan para penumpang tidak dipungut biaya hingga akhir masa uji coba Desember mendatang.
"Cukup antusias, cuma memang perlu ada sosialisasi lebih giat lagi. Tarif selama uji coba setahun ini masih nol rupiah," ungkapnya.