Ibtihal Abu Saad, menyebut AI Microsoft turut membantu penyediaan data untuk Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Lahir pada 1999, Ibtihal Abu Saad adalah seorang insinyur dan programmer Maroko yang lulus dari Universitas Harvard.
Dia memiliki spesialisasi dalam bidang kecerdasan buatan dan bekerja untuk Microsoft.
Pada ulang tahun ke-50 perusahaan, dalam sebuah upacara untuk menandai kesempatan tersebut, dia memprotes dan mengecam apa yang dia sebut sebagai “kolusi” Microsoft dengan penjajah Israel dengan memanfaatkan perangkat kecerdasan buatannya untuk melayani tentara penjajah, dikutip dari Aljazeera, Ahad (6/4/2025).
Setelah lulus dari Universitas Harvard, tempat dia belajar ilmu komputer dan pemrograman dan berspesialisasi dalam kecerdasan buatan, Ibtihal bergabung dengan Microsoft pada 2022.
Dia bekerja di departemen Kecerdasan Buatan dan merupakan bagian dari tim yang mengembangkan teknologi dan produk canggih untuk perusahaan, termasuk program layanan cloud Microsoft Azure.
Ibtihal juga merupakan bagian dari tim yang ditugaskan oleh Microsoft untuk mengembangkan teknologi yang digunakan di berbagai bidang seperti pengawasan dan analisis data.
Mengecam kolusi dengan Israel
Pada perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft, setelah bekerja di perusahaan tersebut selama tiga setengah tahun, Ibtihal Abu Saad menginterupsi pidato Mustafa Suleiman (seorang warga negara Inggris keturunan Suriah), CEO divisi kecerdasan buatan perusahaan tersebut, untuk memprotes hubungan perusahaan tersebut dengan Israel.
Ibtihal menginterupsi pidato manajernya pada upacara tersebut, menuduhnya memanfaatkan AI Microsoft untuk kepentingan pendudukan Israel:
“Anda mengaku peduli tentang penggunaan AI untuk kebaikan, tetapi Microsoft menjual senjata AI kepada tentara Israel. Sebanyak 50 ribu orang tewas, dan Microsoft mendukung genosida di wilayah kami.”
The Verge kemudian menerbitkan apa yang dikatakannya sebagai surat dari Ibtihal yang mengatakan bahwa dia “tidak bisa lagi tinggal diam setelah mengetahui bahwa teknologi Microsoft digunakan untuk mendukung tentara pendudukan Israel”.