loading...
Pelabuhan Bunati, yang terletak di Kalimantan Selatan, merupakan salah satu simpul vital dalam rantai logistik ekspor batu bara milik PT Borneo Indobara (BIB). FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Pelabuhan Bunati, yang terletak di Kalimantan Selatan, merupakan salah satu simpul vital dalam rantai logistik ekspor batu bara milik PT Borneo Indobara (BIB), salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia. Perusahaan ini beroperasi di bawah naungan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), bagian dari Sinar Mas Group, dan mengelola konsesi pertambangan seluas lebih dari 24.000 hektare. BIB memproduksi batu bara termal dengan kalori menengah hingga tinggi, yang banyak digunakan oleh pembangkit listrik di pasar domestik maupun internasional seperti India, Tiongkok, dan negara-negara ASEAN.
Sebagai perusahaan dengan sistem pertambangan yang terintegrasi, kelancaran proses pengapalan batu bara dari dermaga di Bunati sangat krusial bagi BIB. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan menghadapi tantangan teknis serius berupa pendangkalan alur pelayaran di area Jetty Timur dan Jetty Barat. Kedalaman kolam yang sebelumnya ideal telah menyusut hingga hanya 3,8-4,2 meter. Kondisi ini membahayakan operasi kapal tongkang berukuran 330 FT (10.000 DWT) yang memiliki draft penuh 5,3 meter, karena berisiko kandas saat meninggalkan dermaga. Dampaknya, jadwal ekspor dan efisiensi rantai logistik menjadi terganggu.
Baca Juga: Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes, Hartanya Tembus Rp446 Triliun
Untuk mengatasi persoalan tersebut, BIB melakukan pengerukan kolam pelabuhan guna mengembalikan kedalaman alur pelayaran ke kondisi ideal. Dalam pelaksanaannya, BIB menjalin kerja sama strategis dengan PT Anugerah Samudera Madanindo (ASM), perusahaan nasional berbasis di Semarang yang memiliki spesialisasi dalam konstruksi kelautan dan layanan maritim terintegrasi.
Reputasi ASM sebagai penyedia layanan fasilitas pelabuhan tambang diperkuat oleh pengalamannya yang luas di Kalimantan Selatan, salah satu wilayah strategis industri pertambangan Indonesia. Dengan rekam jejak yang kuat dalam mendukung kelancaran operasional pelabuhan batu bara, ASM memahami kompleksitas kebutuhan teknis dan keselamatan kerja di area tambang terpencil, serta mampu memberikan solusi cepat dan tepat sasaran.
Kapabilitas ASM tercermin dari keberhasilannya dalam mendukung proyek-proyek besar seperti operasional PLTU Batang dan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. ASM menyediakan layanan menyeluruh, mulai dari pengerukan dan reklamasi, pekerjaan bawah air, konstruksi maritim, manajemen armada, survei kelautan, hingga pengadaan material konstruksi.
Komitmen ASM terhadap mutu layanan, keselamatan kerja, dan tata kelola perusahaan yang baik tercermin dari perolehan berbagai sertifikasi internasional, antara lain: ISO 9001:2015 (sistem manajemen mutu), ISO 14001:2015 (manajemen lingkungan), ISO 45001:2018 (keselamatan dan kesehatan kerja), serta ISO 37001:2016 (sistem manajemen anti-suap).