Serang RS Kristen pada Minggu Palma, Israel Dikecam

1 day ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel melakukan serangan dini hari terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Kota Gaza, rumah sakit besar terakhir yang menyediakan layanan kesehatan penting di Gaza utara. Serangan yang dilakukan saat umat Kristen sedang memeringati Minggu Palma itu memicu kecaman meluas. 

Rumah sakit itu dikelola oleh Gereja Episkopal di Yerusalem. Didirikan pada tahun 1882, rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit tertua di kota tersebut dan satu-satunya rumah sakit Kristen di Gaza.

Keuskupan Episkopal Yerusalem, yang mengelola Rumah Sakit al-Ahli, mengutuk serangan itu, dan mengatakan bahwa serangan itu terjadi pada “Minggu Palma, awal Pekan Suci, pekan paling suci dalam tahun Kristen.” 

Minggu Palma adalah hari raya umat Kristiani yang jatuh pada Ahad sebelum Paskah. Pesta ini memperingati sambutan warga dengan pelepah kurma saat Yesus Kristus memasuki Yerusalem. Minggu Palma menandai hari pertama Pekan Suci Kristiani.

Israel pada Ahad mengklaim pihaknya menyerang pusat komando dan kendali Hamas di rumah sakit, tanpa memberikan bukti, sementara Hamas membantah tuduhan tersebut.

Aljazirah melaporkan serangan kembar tersebut menghancurkan laboratorium genetik dua lantai rumah sakit tersebut dan merusak apotek serta gedung unit gawat darurat. Komite Tinggi Kepresidenan untuk Urusan Gereja di Palestina, yang berafiliasi dengan Gereja Anglikan, mengatakan serangan itu merupakan “pelanggaran berat terhadap kesucian agama dan prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional”.

Ketua komite, Ramzi Khoury, menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan penghinaan langsung terhadap umat Kristen Palestina dan komunitas Kristen global.

Uskup Agung Inggris dari York Stephen Cottrell mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu: "Rumah Sakit Ahli Anglikan di Gaza adalah tempat penyembuhan dan perawatan bagi warga Palestina yang hidup dalam penderitaan yang tak terbayangkan. Dalam kondisi yang tak tertahankan, para dokter dan perawat yang heroik telah merawat warga sipil yang telah mengalami kekerasan yang menghancurkan selama 18 bulan".

"Satu-satunya rumah sakit Kristen di Gaza yang diserang pada Minggu Palma sungguh sangat mengerikan. Saya ikut merasakan kesedihan saudara-saudari Palestina di Keuskupan Yerusalem," katanya.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pemboman itu memaksa pasien dan staf dievakuasi. “Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional dan otoritas terkait untuk melindungi sektor kesehatan sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Yousef Abu Sakran sedang tertidur di samping anak dan istrinya yang terluka di bangsal tenda di Rumah Sakit Arab al-Ahli ketika suara orang berlarian dan berteriak membangunkannya.

Dia melangkah ke halaman rumah sakit jauh sebelum fajar pada hari Minggu untuk menanyakan apa yang terjadi tetapi tidak menemukan jawaban yang jelas, hanya berita samar bahwa tentara Israel telah menelepon orang-orang yang tinggal di sekitar rumah sakit, menuntut pengusiran semua orang di fasilitas medis.

Ayah berusia 29 tahun itu langsung bereaksi. Dia menggendong putranya yang berusia lima tahun, Mohammad, dan dia serta Iman berlari menuju gerbang. Mohammad mengalami luka parah di sekujur tubuhnya, termasuk luka bakar tingkat tiga di punggung dan kakinya, namun Yousef harus terus berlari bersamanya.

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit al-Ahli, di mana satu anak meninggal karena “gangguan” layanan kesehatan.

"Rumah sakit terpaksa memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lain. Empat puluh pasien kritis tidak dapat dipindahkan. Rumah sakit tidak dapat menerima pasien baru menunggu perbaikan," tulis Ghebreyesus di X. Selama serangan dini hari Israel, ruang gawat darurat rumah sakit, laboratorium, dan apotek dihancurkan.

Read Entire Article
Politics | | | |