Soal Tarif Trump, DPR Minta Pemerintah Jaga Daya Saing Ekspor dan Pariwisata

1 week ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin mendesak pemerintah RI semakin gencar melakukan diplomasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut disampaikan Puteri setelah Presiden AS Donald Trump mengimplementasikan tarif impor timbal balik atau Reciprocal Tarif senilai 32 persen terhadap Indonesia.

“Karena AS sebagai salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia,” kata Puteri dalam keterangan pers yang dikutip di Jakarta pada Senin (7/4/2025).

Kalau merujuk pada data BPS, pangsa ekspor Indonesia ke AS di angka kisaran 11 persen pada Februari 2025. Dengan begitu, Puteri menilai kebijakan tarif resiprokal ini bakal berefek terhadap ekspor ke AS.

"Karenanya, pemerintah harus terus mengupayakan negosiasi guna menjaga daya saing ekspor Indonesia," ujar Puteri.

Puteri juga menyatakan pemerintah wajib memperketat lalu lintas perdagangan untuk mencegah risiko masuknya peredaran barang dari negara lain yang tak terserap di pasar AS.

“Jangan sampai produk ilegal tersebut membanjiri pasar kita. Karena tentu akan mengancam keberlangsungan produk industri dan UMKM lokal,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar itu.

Atas dasar itulah, Puteri berharap pemerintah bisa secara hati-hati dan cermat dalam merespons kebijakan AS. Puteri mendesak pemerintah RI secepatnya mempertimbangkan secara teknis dan mendalam dengan melibatkan semua stakeholder.

“Dengan begitu, pemerintah beserta otoritas terkait dapat segera merumuskan kebijakan yang tepat dalam memitigasi dampak kebijakan tarif resiprokal ini terhadap stabilitas perekonomian, pasar keuangan, dan nilai tukar Rupiah,” ucap Puteri.

Di sisi lain, Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini menyoroti dampak kebijakan tarif proteksionis Donald Trump bagi Indonesia. Tapi Novita melihat peluang besar bagi memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Novita mengamati tekanan terhadap nilai tukar Rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama mereka yang biasa bepergian ke luar negeri.

"Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak, dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal," kata Novita dalam keterangan pers.

Read Entire Article
Politics | | | |