Survei Ungkap Warga AS Semakin Pintar, Mayoritas tak Ingin Negaranya Terlibat Perang dengan Iran

6 hours ago 3

Demonstran membakar bendera Israel dan Amerika Serikat saat menggelar aksi unjuk rasa di Teheran, Iran, Jumat (20/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Jajak pendapat terbaru dari YouGov/Economist menemukan bahwa mayoritas warga Amerika Serikat menentang keterlibatan militer Amerika Serikat dalam konflik yang meningkat antara Israel dan Iran.

Dikutip dari Middleeastmonitor, Jumat (20/6/2025), hasil jajak pendapat ini menunjukkan meningkatnya penolakan publik terhadap keterlibatan asing, bahkan dalam kasus-kasus yang melibatkan sekutu lama Amerika Serikat seperti Israel.

Menurut jajak pendapat, yang dilakukan antara 13 dan 16 Juni 2025, 60 persen orang Amerika menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik tersebut, sementara hanya 16 persen yang mendukung.

Di antara anggota Partai Republik, 53 persen mengatakan mereka tidak mendukung keterlibatan, dan hanya 19 persen yang menyatakan dukungan.

Data tersebut menandakan pergeseran penting dalam sentimen pemilih Partai Republik, yang secara tradisional berpihak pada Israel.

Temuan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di Washington bahwa AS dapat ditarik lebih jauh ke dalam perang Israel dengan Iran, setelah serangan tak beralasan pada hari Jumat terhadap Republik Islam Iran.

Meskipun ada dukungan retorika dan logistik yang kuat untuk Israel, pemerintahan Presiden Donald Trump sejauh ini menahan diri untuk tidak melakukan aksi militer langsung.

BACA JUGA: Misteri Kerugian Israel Akibat Serangan Iran, Begini Pembacaan Para Pakar tentang Fakta Sebenarnya

Seorang juru bicara Pentagon minggu ini membantah laporan bahwa Amerika Serikat telah bergabung dengan operasi Israel di dalam wilayah Iran.

Jajak pendapat ini juga mengungkapkan tingkat dukungan yang mengejutkan terhadap diplomasi: 61 persen anggota Partai Republik dan 56 persen warga Amerika secara keseluruhan mengatakan bahwa mereka mendukung negosiasi dengan Iran terkait program nuklirnya.

Read Entire Article
Politics | | | |