Telkom Akses Kembangkan Sistem Prediktif Deteksi Gangguan Internet

1 hour ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telkom Akses membangun fasilitas pusat kendali digital Telkom Akses Command Center (TACC). Pusat kendali itu dirancang untuk memantau kondisi jaringan fiber secara nasional dan membaca potensi gangguan lebih awal.

Direktur Operation Telkom Akses, Ambari, mengatakan TACC itu dibuat agar pihaknya dapat melakukan perbaikan layanan sebelum pelanggan merasakan adanya gangguan. TACC akan menghimpun data real-time dari seluruh perangkat jaringan dan mengolahnya menggunakan analitik otomatis serta pemetaan GIS (Geographic Information System).

“TACC tidak hanya memantau, tetapi mampu memprediksi gangguan sebelum terjadi. Ini membuat penanganan gangguan jauh lebih cepat karena tim teknis bisa langsung bergerak bahkan sebelum pelanggan melapor,” kata dia melalui keterangannya, Rabu (10/12/2025).

Kehadiran sistem itu dinilai dapat mengubah pola penanganan gangguan, yang sebelumnya bergantung pada laporan pelanggan. Pasalnya, TACC memiliki fungsi yang salah satunya adalah Proaktif Gamas, sistem yang memungkinkan deteksi gangguan massal secara otomatis.

Menurut Ambari, ketika muncul anomali seperti putusnya kabel fiber, padamnya ONT, atau kerusakan feeder akibat cuaca ekstrem maupun aktivitas pihak ketiga, sistem akan langsung menandai lokasi terdampak dan mengirimkan notifikasi kepada teknisi di lapangan. Begitu pula ketika ada kabel yang putus, sistem akan langsung mengidentifikasi lokasi ODP dan ONT yang terdampak. “Alert otomatis terkirim ke teknisi terdekat,” kata Ambari.

Selain pengawasan jaringan, TACC juga memuat tiga fungsi operasional lain yang saling terhubung. Pertama, Active Network Enabler yang menangani pemulihan jarak jauh serta otomatisasi proses. 

Selain itu, ada juga fungsi GIS-Based Plant Record untuk memastikan data infrastruktur fiber selalu terbarui. Terakhir adalah fungsi layanan Order Management yang mengatur bantuan teknis, pengendalian pekerjaan, hingga pelaporan kinerja secara berkesinambungan.

Ambari menambahkan, Telkom Akses juga memperbaiki sisi internal, khususnya pengelolaan teknisi dan material. Menurut dia, saat ini kualitas SDM menjadi perhatian utama, disertai pelatihan dan sertifikasi yang lebih terukur. Pada saat yang sama, pemantauan material dan alat kerja kini digerakkan melalui sistem digital agar lebih presisi dan meminimalkan selisih data.

Pelaksanaan operasional sehari-hari di bawah Direktorat Operation kini ditopang oleh Workforce Management (WFM) yang sepenuhnya dikelola Telkom Akses. Seluruh kebutuhan teknisi, mulai dari absensi, penerimaan order, hingga quality control, tersedia dalam aplikasi Lensa, sehingga bisa dipantau melalui aplikasi Lensa Flow secara realtime.

“Dulu pengelolaan teknisi dilakukan oleh Telkom. Sekarang seluruh manajemen teknisi, dari absensi, manajemen order hingga quality control, dikelola sendiri oleh Telkom Akses. Telkom hanya mengirimkan order,” ujar Ambari.

Dengan sistem yang lebih terpusat dan berbasis data, perusahaan menargetkan proses perbaikan gangguan yang lebih cepat dan terkendali. Tujuan akhirnya, layanan diharapkan menjadi makin cepat, presisi, dan berkualitas. “Transformasi operasional ini adalah fondasinya," kata Ambari.

Read Entire Article
Politics | | | |