Oleh: Bayu Adji Prihammanda
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Syamil Rahmansyah (15 tahun) mengaku kaget ketika memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 15 Depok pada Senin (21/7/2025) siang. Pasalnya, kini ia berada di kelas yang diisi oleh 47 siswa.
Syamil merupakan salah satu siswa kelas X di SMAN 15 Depok. Adanya program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mengharuskan seluruh sekolah negeri memaksimalkan kapasitas kelas yang ada hingga bisa menampung 50 siswa. Alhasil, satu rombel kelas X di SMAN 15 Depok mesti diisi oleh 47-48 siswa.
"Kaget juga satu kelas bisa hampir 50 orang," kata Syamil kepada Republika, Senin (21/7/2025).
Remaja lulusan SMP swasta di Depok itu tidak menyangka siswa di kelasnya bakal sangat banyak. Sebab, saat duduk di bangku SMP dalam sekelas hanya ada 20 orang siswa.
Ia menambahkan, ruangan kelas yang dihuninya juga tidak cukup luas. Sementara itu, kelasnya juga tidak memiliki kipas angin, sehingga para siswa harus tahan menahan hawa gerah di dalam ruangan kelas.
"Rasanya agak sempit sih. Apalagi kelasnya belum ada kipas, jadi agak gerah," kata dia.
Meski baru benar-benar belajar di hari ini, Syamil mengaku sulit untuk berkonsentrasi di kelas. Suasana kelas yang ramai ditambah hawa yang panas tidak bisa membuatnya fokus belajar.
Beruntung, ia duduk di deretan bangku paling depan. Alhasil, penjelasan guru bisa lebih mudah ditangkap olehnya.
Ia pun tidak mau terus mengeluh mengenai kondisi kelas yang terlampau ramai. Apalagi, ia memiliki niat untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri.
"Sejauh ini masih aman. Kita juga sudah SMA, harus bisa fokus juga," kata dia.
Tak seperti Syamil yang mengaku masih kesulitan, salah seorang siswa lainnya, Kansa Wulan Sagita (15), mengaku tetap bisa menikmati kelasnya yang diisi oleh banyak siswa. Meski agak kaget dengan suasana kelas yang ramai, ia tetap senang karena bisa masuk ke sekolah negeri.
"Agak kaget, karena rata-rata dulu itu sekelas 30-an. Baru kali ini 40-an. Suka nggak jelas juga kalau guru menerangkan, gerah juga (karena) belum ada kipas, tapi senang aja. Karena lebih banyak teman," kata perempuan yang memakai kacamata itu.
Meski begitu, ia tetap berharap pihak sekolah bisa membeli kipas angin untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelasnya. Sebab, beberapa kelas X lain di SMAN 15 Depok sudah dilengkapi dengan kipas angin.
"Harapannya bisa beli kipas," kata dia sambil malu-malu.
Berdasarkan pantauan Republika, terdapat 238 siswa kelas X di SMAN 15 Depok yang terbagi dalam lima rombongan belajar (rombel) pada tahun ajaran 2025-2026. Sebanyak tiga rombel diisi oleh 48 siswa dan dua rombel diisi oleh 47 siswa.