REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ruqyah mengandalkan Alquran dan dzikir kenabian untuk mengobati penyakit rohani dan jasmani serta melindungi diri dari kejahatan, sihir, dan mata jahat, merupakan metode yang sah secara hukum yang mengandalkan kekuatan iman dan ketergantungan kepada Allah SWT.
Lebih baik bagi seorang Muslim untuk melakukan ruqyah secara mandiri terhadap dirinya sendiri, sebagaimana Rasulullah SAW meruqyah dirinya sendiri.
Hal ini sebagaimana dikisahkan Aisyah dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
كان رسول الله ﷺ إذا اشتكى يقرأ على نفسه بالمعوذات وينفث، فلما اشتد وجعه كنت أقرأ عليه وأمسح بيده رجاء بركتها. وهذه الرقى الشرعية تتضمن آيات من القرآن الكريم وأدعية مأثورة عن النبي ﷺ
"Rasulullah SAW biasa membaca surat al-Mu’awwidzat (al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas) dan menghembuskannya kepada dirinya sendiri ketika sakit, dan ketika sakitnya semakin parah, aku membacakannya untuknya dan mengusap tangannya dengan mengharap berkah.” (HR Bukhari).
Ritual-ritual yang sah ini mencakup ayat-ayat Alquran dan doa-doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Di antara ayat-ayat Alquran yang bisa dijadikan bacaan ruqyah ternyata tidak cuma ayat kursi atau surat al-Baqarah ayat 255 saja, tetapi banyak ayat Alquran yang bisa dijadikan bacaan ruqyah mengusir setan atau membersihkan diri dari sihir, yaitu sebagai berikut:
Pertama, QS al-Baqarah ayat 102
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir".
BACA JUGA: Ayat Terakhir yang Dibaca Umar Bin Khattab dan Tangisan para Sahabat Iringi Kematiannya
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui."