Tips Nyaman Berpuasa Bagi Penderita GERD

1 month ago 16

Home > Senggang Thursday, 13 Mar 2025, 11:57 WIB

Gerd berawal dari refluks asam lambung ke kerongkongan yang terjadi secara sporadis

 RepublikaPenyakit Gerd (Ilustrasi). Foto: Republika

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Ahli penyakit dalam Universitas Airlangga (Unair) Kurnia Alisaputri memberikan tips agar tetap nyaman menjalankan puasa Ramadhan bagi pera penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).


Ia menjelaskan, Gerd berawal dari refluks asam lambung ke kerongkongan yang terjadi secara sporadis bernama Gastroesophageal Reflux (GER). Jika terjadi secara terus-menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berkembang menjadi GERD.


"Kondisi kenaikan asam lambung ke kerongkongan yang mengakibatkan sensasi terbakar di dada (heartburn) dan gangguan pencernaan lain," kata dr. Kurnia, Kamis (13/3/2025).


Dokter yang bertugas di RSUD Blambangan, Banyuwangi itu memastikan, penderita GERD tetap aman menjalankan ibadah puasa. Namun, harus berhati-hati agar tidak memicu gejala selama berpuasa.


"Berpuasa membantu menormalkan hormon stres seperti kortisol yang dapat meningkatkan asam lambung, sekaligus meningkatkan hormon endorfin dan serotonin yang berkontribusi dalam keseimbangan sistem pencernaan," ujarnya.


Kurnia pun mengungkapkan sejumlah makanan dan minuman yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih, yang harus dihindari penderita GERD. Yakni makanan pedas, bersantan, asam, dan berkalori tinggi.


Penderita GERD disarankan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan daging segar. Sayur dan buah mengandung serat yang dapat bertahan lama dalam lambung. Protein dari daging segar yang melalui proses pemasakan yang benar berperan penting meningkatkan imunitas.


"Termasuk hindari makan dalam porsi besar langsung saat berbuka. Konsumsi kurma dan air putih sudah cukup mengembalikan posisi lapar menjadi normal," ucapnya.


Penderita GERD juga harus memastikan untuk mendapatkan asupan minum air putih saat sahur dan berbuka minimal dua liter sehari. Disarankan juga untuk menghindari jenis minuman berkarbonasi dan berkafein karena bersifat diuretik yang dapat menyebabkan lebih banyak buang air kecil, sehingga meningkatkan risiko mengalami dehidrasi saat menjalani aktivitas siang hari.


"Bagi yang beraktivitas di luar ruangan, kebutuhan cairan bisa lebih banyak untuk mencegah dehidrasi. Tubuh yang dehidrasi dapat meningkatkan produksi asam lambung," kata dia.


Penderita GERD juga diharuskan untuk menjaga pola istirahat agar dapat membantu mengontrol stres yang dapat memicu gejala.


"Perubahan waktu istirahat juga dapat memicu stres. Jika tidak ada aktivitas, segeralah istirahat setelah Tarawih untuk menjaga ketercukupan waktu tidur," ujarnya.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |