(Trilogi Cerpen Ponsel Tua) - Misteri Ponsel Tua Pak Rudi

4 hours ago 2

Home > Budaya Wednesday, 29 Oct 2025, 15:27 WIB

Pak Rudi penasaran dengan pesan tersebut. Ia mencoba melacak nomor pengirimnya. Ternyata, nomor itu milik seorang pemuda bernama Raka.

Di kota kecil yang tenang, sejak muda Pak Rudi menetap di kota yang berhawa sejuk ini. Pasca pensiun dari guru di sebuah sekolah negeri, Pak Rudi menghabiskan hari-harinya dengan merawat kebun kecil di belakang rumahnya.

Di rumahnya yang tidak terlalu besar, di salah satu sudut rumahnya, tersimpan sebuah telepon seluler tua yang sudah tidak digunakan lagi. Ponsel itu jadi pertanda bahwa dirinya pernah bercengkrama dengan teknologi digital. Ponsel itu adalah hadiah dari murid-muridnya saat ia pensiun dua tahun lalu. Kini ponsel iitu sudah usang namun Pak Rudi tidak pernah membuangnya. Ia menyimpan ponsel itu sebagai kenangan.

Pagi hari saat giliran membersihkan bagian dalam rumah, Pak Rudi menemukan ponsel tua itu. Ia mencoba menyalakannya, dan anehnya, ponsel itu masih berfungsi. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia mulai memeriksa isi ponsel tersebut. Di dalamnya, ia menemukan beberapa pesan lama dari murid-muridnya yang penuh rasa hormat dan terima kasih. Namun, di antara pesan-pesan itu, ada satu pesan misterius yang tidak pernah ia lihat sebelumnya dari nomor yang tidak tercantum nama pemilik nomor tersebut. Pesannya, “Jika kau membaca ini, tolong bantu aku."

* * *

Pak Rudi penasaran dengan pesan tersebut. Ia mencoba melacak nomor pengirimnya. Ternyata, nomor itu milik seorang pemuda bernama Raka. Pak Rudi memutuskan untuk menemui Raka dan menanyakan tentang pesan itu. Ketika bertemu, Raka tampak bingung dan curiga. Ia mengira Pak Rudi adalah orang yang ingin mencelakainya.

“Apa maksud Bapak menghubungi saya? Apa Bapak mata-mata?!” tanya Raka dengan nada tinggi.

https://kingdomsriwijaya.id/posts/714567/-trilogi-cerpen-ponsel-tua-ponsel-ku-hang

Pak Rudi mencoba menjelaskan bahwa ia hanya ingin tahu tentang pesan tersebut. Namun, Raka tetap tidak percaya. Setelah beberapa saat berbicara, akhirnya Pak Rudi berhasil meyakinkan Raka bahwa ia hanya ingin membantu. Raka pun mengungkapkan bahwa ia dulu mengirim pesan itu secara acak karena merasa putus asa akibat masalah keluarganya.

Pak Rudi memberikan nasihat bijak kepada Raka untuk memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Dengan hati yang tenang, Raka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dan meminta maaf kepada orang tuanya.

Beberapa hari kemudian, Pak Rudi menerima panggilan dari nomor asing di ponsel tua itu. Suara di seberang telepon adalah seorang wanita bernama Siti. Ia mengaku menemukan nomor Pak Rudi di kontak lama milik suaminya yang telah meninggal dunia. Siti merasa kesepian setelah kepergian suaminya dan tidak tahu harus berbicara dengan siapa.

Pak Rudi mendengarkan cerita Siti dengan sabar. Ia mengingatkan Siti bahwa meskipun kehilangan seseorang yang dicintai sangat berat, hidup harus terus berjalan. Pak Rudi juga menyarankan Siti untuk bergabung dengan komunitas di lingkungannya agar tidak merasa sendirian.

Siti merasa terhibur oleh kata-kata Pak Rudi. Ia pun mulai aktif di kegiatan sosial di tempat tinggalnya dan perlahan menemukan kebahagiaan baru dalam hidupnya.

* * *

Image

MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Read Entire Article
Politics | | | |