Wali Kota Bogor Pimpin Penanganan Kebakaran Pabrik Garmen

1 day ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Wali Kota Bogor Dedie A Rachim memimpin langsung penanganan kebakaran di sebuah pabrik garmen yang berlokasi di Kelurahan Bojongkerta, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu malam.

Ia meninjau proses pemadaman dan melihat kondisi pabrik garmen milik PT Agung Cipta Indah tepatnya di Jalan Rancamaya dari jarak dekat ketika api mulai padam dan memasuki tahap pendinginan.

Dedie Rachim menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa kebakaran yang menimpa pabrik produktif penghasil produk garmen untuk ekspor ke Jepang.

“Kita doakan semoga bisa segera beroperasi kembali. Saat ini, tenaga kerja yang terdampak berjumlah kurang lebih 300 yang merupakan warga sekitar,” ujarnya.

Dalam situasi yang tidak mudah ini, Dedie Rachim menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendukung upaya perusahaan agar dapat kembali melakukan ekspor dan menyerap kembali ratusan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

Agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya juga memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk meningkatkan aspek keamanan dan keselamatan kerja.

“Dalam situasi kebakaran ini terlihat beberapa titik lemah. Pertama, alat pemadam api ringan (APAR) tersedia, tapi ruang penyimpanannya terkunci. Kedua, ada satpam, tetapi di luar tidak tersedia APAR karena semuanya berada di dalam ruangan,” jelasnya.

Dedie Rachim menekankan, bahwa pabrik-pabrik besar harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti sprinkler (alat penyemprot air bertekanan), hidran, mitigasi bencana yang dilakukan secara berkala, serta jalur evakuasi yang jelas.

Akibat kebakaran ini, menurut informasi dari pihak perusahaan, barang-barang yang semula dijadwalkan untuk diekspor minggu depan terpaksa batal dikirim.

Terkait perizinan, Dedie Rachim menyebut bahwa perusahaan ini merupakan penerima fasilitas Kawasan Berikat dari Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Human Resource Development (HRD) PT Agung Cipta Indah Erosita menjelaskan api diduga pertama kali muncul dari gedung bagian depan dan dengan cepat merambat ke gedung pengepakan (packing) yang berisi barang-barang mudah terbakar.

Saat kejadian, seluruh karyawan sedang libur. Hanya dua petugas keamanan yang berjaga, satu di pintu gerbang dan satu di sekitar area dalam pabrik.

"Untuk penyebab pastinya saya tidak tahu. Tapi ada dua petugas keamanan yang berjaga. Saat patroli, mereka melihat asap dari dalam. Salah satunya langsung lari meminta bantuan ke rekan yang berada di depan gerbang, lalu menuju lokasi untuk menyiram air," tutur Erosita.

Ia menambahkan, tapi karena gedungnya terkunci dan di dalam banyak barang mudah terbakar seperti pakaian, sehingga api pun cepat membesar.

Erosita mengatakan, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 11.000 meter persegi itu sebenarnya sudah dilengkapi dengan APAR yang tersedia setiap sudut gedung. Namun, karena semuanya berada di dalam ruangan, saat kejadian alat tersebut tidak bisa digunakan.

Pihak perusahaan berharap ke depan bisa kembali beroperasi dan melanjutkan kegiatan produksi serta ekspor, sehingga dapat kembali menyerap tenaga kerja yang saat ini berjumlah 360 orang, mayoritas warga sekitar.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |