Ya Allah, Jumlah Kematian Anak di Gaza Tembus 16.503 Jiwa

10 hours ago 6
Bayi-bayi di Gaza turut menjadi sasaran genosida Zionis. Bayi-bayi di Gaza turut menjadi sasaran genosida Zionis.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza telah merilis angka-angka baru yang merinci jumlah korban dari genosida Zionis Israel yang sedang berlangsung.

Kemenkes Gaza melaporkan bahwa 16.503 anak-anak Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023. Saat sama, kini kelaparan dan penyakit merenggut nyawa anak-anak lainnya.

Hal ini semakin memperparah apa yang digambarkan para pejabat sebagai bencana kemanusiaan berlapis-lapis. Dalam pernyataan yang dipublikasikan pada hari Kamis melalui Telegram, kementerian tersebut mengatakan bahwa jumlah kematian anak-anak tersebut “mencerminkan tingkat penargetan langsung dan sistematis terhadap segmen masyarakat yang paling lemah dan paling tidak bersalah.”

Angka-angka itu, yang diambil lebih dari tujuh bulan pemboman tanpa henti, dikategorikan berdasarkan usia: 916 bayi di bawah satu tahun, 4.365 anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun. Lalu sebanyak 6.101 berusia 6 hingga 12 tahun, dan 5.124 remaja berusia antara 13 dan 17 tahun.

“Angka-angka tragis tersebut tidak hanya mencerminkan hilangnya nyawa orang-orang tak berdosa,” kata kementerian tersebut, “tetapi juga mencerminkan besarnya bencana kemanusiaan dan dalamnya kejahatan yang dilakukan terhadap seluruh generasi yang seharusnya dilindungi, dirawat, dan dididik.”

Pernyataan tersebut juga menuduh pasukan Israel mengubah anak-anak menjadi “target rudal pesawat terbang dan peluru tank.” Demikian dilaporkan Days of Palestine, Kamis (22/5/2025).

Beberapa minggu sebelumnya, pada tanggal 5 Mei, kementerian melaporkan 16.278 anak tewas, yang menunjukkan rata-rata mengerikan.

Yakni, satu anak tewas setiap 40 menit. Di antara mereka terdapat 908 bayi yang tidak pernah merayakan ulang tahun pertama mereka dan 311 anak yang lahir dan tewas selama perang.

Kelaparan Perparah Angka Kematian Anak

Bom terus berjatuhan, ancaman mematikan kedua semakin mencengkeram anak-anak Gaza: kelaparan.

Pada hari Kamis, Menteri Kesehatan Palestina Majed Abu Ramadan mengungkapkan bahwa 29 orang, sebagian besar anak-anak dan orang tua, baru-baru ini meninggal karena penyebab yang berhubungan kelaparan. Yang menandakan runtuhnya infrastruktur kesehatan dan gizi Gaza yang sudah hancur.

"Beberapa hari terakhir kami kehilangan 29 anak," kata Abu Ramadan, yang kemudian mengklarifikasi bahwa angka tersebut juga mencakup korban lanjut usia.

Pernyataannya muncul saat Israel mengizinkan truk bantuan makanan pertama memasuki Gaza dalam 11 minggu. Akan etapi petugas bantuan memperingatkan apa yang datang hanyalah "sebagian kecil" dari apa yang dibutuhkan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.

Kekhawatiran tentang situasi yang memburuk telah diutarakan oleh masyarakat internasional.

Organisasi seperti UNICEF dan Save the Children melaporkan lebih dari 3.100 anak di bawah usia lima tahun meninggal karena kelaparan. Bahkan, lebih banyak lagi yang menderita kekurangan gizi parah. Beberapa anak dilaporkan sangat lemah sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk menangis.

Kematian ini bukanlah kematian yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari apa yang digambarkan oleh para pekerja kesehatan sebagai gelombang kematian yang dapat dicegah yang berkembang pesat, baik yang disebabkan kelaparan maupun penyakit.

Menambah tragedi yang sedang berlangsung, badan pertahanan sipil Gaza melaporkan pada hari Kamis bahwa 52 orang lagi tewas dalam serangkaian serangan udara Israel sejak fajar.

Pejabat badan tersebut Mohammed Al-Mughayyir menyatakan bahwa puluhan lainnya terluka dalam serangan yang semakin intensif di beberapa wilayah Jalur Gaza yang terkepung.

Sampai hari ini, jumlah total korban tewas di Gaza mencapai lebih dari 53.655, dengan 121.950 orang terluka, jumlah yang terus meningkat setiap hari karena beratnya bom, kelaparan, dan tidak adanya tindakan internasional.

Pejabat kesehatan dan lembaga kemanusiaan mengatakan Gaza tidak hanya menghadapi serangan militer tetapi juga krisis eksistensial, krisis yang melenyapkan generasi masa depannya melalui kekerasan, kelaparan, dan pengabaian.

Kementerian Kesehatan mengakhiri seruannya dengan seruan baru untuk intervensi internasional yang mendesak “untuk menghentikan agresi dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel atas kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil tak bersenjata.”

Mila

Read Entire Article
Politics | | | |