76 Indonesian Downhill 2025, Seri Perdana Siap Bergulir di Ternadi Bike Park

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS – Kompetisi balap sepeda menuruni gunung paling bergengsi, 76 Indonesian Downhill siap mengarungi season 2025. Deretan downhiller elite Indonesia bakal kembali menghadapi tantangan untuk menaklukan lintasan-lintasan paling ekstrim dan paling menyulitkan yang pernah ada. Tahun ini seri perdana dipastikan segera bergulir di Ternadi Bike Park, Kudus, Jawa Tengah, pada 2-4 Mei 2025 mendatang.

Agnes Wuisan dari 76 Rider selaku penyelenggara mengatakan, 76 Indonesian Downhill tahun ini menjanjikan banyak peningkatan dan pembeda dibandingkan tahun lalu. Salah satu kejutannya adalah kembali diperlombakannya cabang Urban Downhill, setelah terakhir kali diselenggarakan pada 2019 yang lalu. Tidak berhenti di situ, Cross Country (IXC) juga masuk dalam agenda 76 Indonesian Downhill tahun ini.

“Ada banyak improvement yang kami lakukan di 76 Indonesian Downhill Season 2025 ini, baik dari sisi agenda ataupun hal-hal yang sifatnya lebih teknikal. Tujuannya kita ingin memberikan tantangan dan level kompetisi yang paling maksimal buat para downhiller yang berlaga. Maka kami kami optimis tahun ini persaingannya bakal beda, makin seru dan makin menarik buat disaksikan,” terang Agnes Wuisan.

76 Indonesian Downhill 2025 rencananya bergulir sebanyak 3 series. Usai seri perdana di Ternadi Bike Park, Kudus, berlanjut seri kedua di Klangon Bike Park, Sleman pada 8-10 Agustus, dan terakhir di Klemuk Bike Park, Batu pada 24-26 Oktober. Sementara 76 IDH Urban 2025 sebagai non-series akan berlangsung dua kali yakni di Desa New Selo, Boyolali pada 20-22 Juni, dan di Desa Ngadiwono, Pasuruan pada 12-14 September. Khusus Cross Country akan berlangsung 8-10 Agustus bersamaan seri kedua IDH di Klangon Bike Park.

Meski punya peminat yang tinggi, kompetisi untuk Urban Downhill dan Cross Country di Indonesia tergolong masih minim, bahkan di Asia Tenggara sekalipun. Padahal di sisi lain, prestasi atlet-atletnya cukup bagus dan kerap menyumbang medali bagi Indonesia di kancah internasional. Ia pun yakin 76 Indonesian Downhill tahun ini bakal mendapat respon positif dan diikuti para atlet balap sepeda gunung Indonesia, bahkan hingga dari mancanegara.

“Kita ingin menghadirkan kompetisi yang profesional untuk para pebalap sepeda gunung di Indonesia. Sebagai wadah prestasi bagi atlet-atlet urban downhill dan XC yang antusiasme dan peminatnya sangat tinggi. Semuanya juga dikemas dengan unsur sportainment yang kuat, sebagai tontonan yang seru dan menarik, sekaligus mendorong sports tourism,” imbuhnya.

Sementara itu Event Director 76 Indonesian Downhill Aditya Nugraha mengatakan Ternadi Bike Park di Kudus merupakan venue yang tepat untuk memulai season 2025. Dengan kualifikasi di Union Cycliste Internationale (UCI) level C1, Ternadi Bike Park diakui secara global memiliki semua karakteristik paling ekstrim sebagai lintasan downhill yang kompetitif.

Memiliki panjang sekitar 2,3 kilometer dan lebar 1,5 meter, lintasan yang berada di lereng Gunung Muria ini punya beragam obstacle paling menantang, baik dari sisi elevasi maupun karakter lintasannya. Dengan level C1, siapapun atlet yang menjadi juara di Ternadi Bike Park akan dapat 40 poin di ranking UCI. Lalu posisi kedua dan ketiga masing-masing mendapat 30 dan 20 poin.

“Ternadi selalu menyajikan tantangan dan kesulitan yang berbeda. Meskipun secara teknis tidak ada perubahan yang kami lakukan di lintasan dan obstacle, tapi alam dan cuaca kerap jadi faktor penentu. Di alam terbuka selalu ada perubahan-perubahan alami di lintasan seperti bebatuan, akar pohon, atau lubang. Ini yang menjadi tantangan buat para downhiller melakukan antisipasi dan strategi yang lebih baik,” ungkap Aditya.

Berada di ketinggian 1.100 mdpl pada titik start dan 600 mdpl pada garis finish, Ternadi Bike Park punya bermacam obstacle section yang menguras stamina dan menguji adrenalin. Mulai dari drop, double jump, table top, hingga rock garden yang ganas, serta drop off to wall ride yang karakternya fast & flowy.

Tahun ini 76 Indonesian Downhill memperlombakan total 10 kelas. Selain kelas utama Men Elite dan Women Elite, kelas lainnya yaitu Men Junior, Men Master C, Men Master B, Men Master A, Men Sport A, Men Sport B, Men Youth, dan Women Youth.

Tensi Tinggi di Ternadi Bike Park

Jelang seri perdana di Ternadi Bike Park, sejumlah downhiller elite Indonesia sudah mulai mengonfirmasi keterlibatannya. Tensi tinggi dan panasnya persaingan bahkan sudah terasa khususnya di kelas utama Men Elite. Meraih kemenangan di Ternadi adalah modal awal yang penting untuk menggapai gelar juara umum 76 Indonesian Downhill 2025.

M. Abdul Hakim downhiller dari Team 76 Rider DH Squad, sedang mengusung misi untuk meraih kemenangan di kandang sendiri. Rider asal Kudus ini bertekad menebus kesalahan yang membuat torehan waktunya melorot pada final run di Ternadi tahun lalu. Dengan persiapan yang lebih panjang dan serius, pria yang akrab disapa Jambol ini optimis mampu menjemput gelar juara seri perdana.

“Saya akui hasil tahun lalu di Ternadi memang kurang bagus. Karena hujan saya beberapa kali tergelincir. Tapi menghadapi seri pertama di Ternadi, persiapan saya sudah sangat matang. Mulai dari upgrade fisik, antisipasi cuaca dengan sparepart yang mendukung, sampai berulang kali latihan di trek Ternadi,” ungkapnya.

Meski begitu, ia juga mewaspadai rival-rivalnya di kelas Men Elite yang dinilainya telah berkembang pesat dengan prestasi yang kian mentereng. Ia menyebut juara bertahan tahun lalu Rendy Varera Sanjaya, serta downhiller elite lainnya macam Andy Prayoga, Agung Prio Apriliano, hingga Salman Alparishi, sebagai penantang yang serius dan konsisten.

“Soal strategi, saya akan memantau secara khusus pada berbagai sudut lintasan Ternadi, salah satunya obstacle kayu (drop off to wall ride). Saat hari H nanti saya pasti akan cek ulang lagi kondisinya,” tandasnya.

Read Entire Article
Politics | | | |