Agar Tidak Kecanduan Judi, Kuatkan Iman dan Hijrah

11 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai transaksi perjudian daring atau judi online (judol) sudah menembus Rp 1.200 triliun di Indonesia. Data ini menunjukan jumlah orang yang terlibat judol di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Bidang Kerukunan Umat Beragama Dewan Da'wah, Ustaz Ahmad Zuhdi mengingatkan agar masyarakat Muslim tidak tertipu rayuan judi dan bisa lepas dari kecanduan judi. 

Untuk itu, ia mengingatkan, yang pertama, Muslim harus ingat kehidupan yang baik tentu harus diawali dengan kalimat yang baik, kalimatan thayyibah, yaitu tauhid. Maka seluruh poros kehidupan seorang Muslim harus berjangkar kepada keimanan. 

"Tanpa keimanan yang kuat, dia akan mudah tertipu oleh sesuatu yang syubhat bahkan haram, seperti judi," kata Ustaz Zuhdi kepada Republika, Kamis (10/7/2025)

Ia menerangkan, Rasulullah SAW sebelum berbicara hukum syariat, yang dikuatkan kepada kaumnya adalah fondasi keimanan. Sehingga ketika iman sudah tegak, maka kebiasaan mendarah daging di masyarakat jahiliyah seperti khamer dan judi dapat ditinggalkan. 

Ia mengatakan, yang kedua, setiap Muslim harus naik level. Muslim baru saja berpindah dari tahun 1446 H ke 1447 H. Momentum hijrah ini sangat istimewa dan harus menjadi orientasi perjalanan hidup. 

Syekh Ramadhan al-Buthi menjelaskan, hijrah bukan hanya perpindahan tempat, hijrah adalah momentum perubahan sikap menuju arah yang lebih baik. 

Rasulullah SAW bersabda tentang orang yang berhijrah, "Al-muhajiru man hajara ma naha-Allah-hu anhu." Artinya, orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT.

Ustaz Zuhdi menegaskan, perubahan penanggalan tahun 1446 H ke 1447 H, mengingatkan bahwa kesempatan hidup semakin berkurang. 

"Oleh karena itu, setiap Muslim harus naik level dan harus terus menerapkan prinsip-prinsip hijrah, berpindah dari yang belum baik menjadi lebih baik, dari yang belum sempurna menjadi lebih sempurna, dan lebih konkret lagi, berikhtiar menjadi manusia terbaik di hadapan Allah SWT," ujarnya.

Ustaz Zuhdi mengatakan, ketiga, memperhatikan teman dekat. Selain hadis Rasulullah yang populer tentang perumpamaan berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi, ada sebuah peribahasa Arab, "Al Mushaahabatu tasriqu thabii'ah." Artinya, persahabatan itu suka mencuri tabiat. 

"Kalau kita berteman dengan orang-orang saleh, maka energi positif dan kebaikan akan terasa. Sebaliknya, jika berteman dengan orang-orang salah, maka sedikit demi sedikit akan terpengaruh bahkan terjerumus. Maka penting untuk mencari teman yang saleh, bukan yang salah," ujarnya.

Ustaz Zuhdi mengatakan, ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah agar setiap Muslim memiliki landasan utama dan benteng pelindung dari kehancuran hidup, baik hidup di dunia maupun hidup di akhirat:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قًالَ: كانَ رَسولُ اللهِ ﷺ يقولُ: «اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي, وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتي فِيهَا مَعَاشِي, وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيْهَا مَعَادِي, وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ, وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ».(رواه مسلم)

"Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang menjadi penjaga urusanku. Perbaikilah untukku duniaku yang menjadi tempat penghidupanku. Perbaikilah untukku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan. Jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari segala keburukan." (HR Imam Muslim).

Ibnul Qayyim sangat menekankan pentingnya orientasi akhirat dalam segala perbuatan, “Orang yang cerdas adalah yang menyiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Sebab tempat kembali sejati bukan rumah atau kampung dunia, tapi alam akhirat.”

“الآخرةُ دارُ القرار, ومحلُّ الجزاءِ, وأعظمُ ما يُسأَل إصلاحُها بحسن الختام, وسهولة الحساب, والنجاةِ من النار, والفوزِ بالجنة.”

"Akhirat adalah tempat tinggal yang abadi dan tempat pembalasan. Hal terbesar yang dimohon adalah perbaikannya: dengan husnul khātimah, kemudahan hisab, keselamatan dari neraka, dan kemenangan masuk surga.” (al-Wabil al-Sayyib, hlm 78).

Read Entire Article
Politics | | | |