Akselerasi Digital PHE OSES Tambah Produksi 542 BOPD

5 hours ago 3

Tim THATPOOL PHE OSES, menghadirkan solusi untuk mengoptimalkan residu minyak di lapangan marginal melalui alat prediksi saturasi lanjutan berbasis machine learning. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Inovasi digital semakin terbukti menjadi motor penggerak kemajuan, tak terkecuali di sektor hulu minyak dan gas bumi yang penuh tantangan. Ajang Kompetisi Digital Hackathon AI/ML Hulu Migas 2025 yang diselenggarakan oleh SKK Migas di Bandung pada pertengahan Juni lalu menjadi bukti nyata bagaimana terobosan berbasis digitalisasi memberikan kontribusi positif yang signifikan.

Salah satu inovasi yang menonjol datang dari tim THATPOOL PHE OSES, yang berhasil meraih Juara 2 Kategori Implementation. Mereka menghadirkan solusi untuk mengoptimalkan residu minyak di lapangan marginal melalui alat prediksi saturasi lanjutan berbasis pendekatan machine learning, membuka jalan baru untuk meningkatkan produksi secara efisien.

THATPOOL merupakan akronim dari Technological Hub for Advanced Tools and Predictive Optimization of Oilfield Logs, sebuah tim representasi dari kehadiran dan perkembangan pesat digitalisasi di dunia hulu migas. Tim THATPOOL datang membawa solusi berbasis machine learning (ML) dan artificial intelligence (AI).

Inovasi mereka telah diterapkan di Lapangan NR, dan menghasilkan tambahan produksi sebesar 542 BOPD serta menghemat Rp 7,18 miliar untuk biaya material dan sewa kapal.

THATPOOL fokus pada prediksi current saturation di reservoir Batugamping. Melalui algoritma ML yang akurat, metode pengukuran saturasi berbasis barge dapat dioptimalkan, yang berarti menghemat biaya dan mempercepat waktu kerja. Current saturation adalah kondisi saturasi fluida terkini di reservoir. Kondisi ini bukan berdasarkan data awal eksplorasi, melainkan berdasarkan data terakhir setelah reservoir berproduksi.

Saturasi sangat penting untuk memahami seberapa banyak minyak yang masih tersisa di reservoir (residual oil), mengetahui lokasi zona di mana air mulai mendominasi (water breakthrough), serta menentukan strategi pemulihan minyak lebih lanjut (enhanced oil recovery). Di masa depan, pendekatan ini bahkan memungkinkan perawatan sumur dilakukan tanpa intervensi langsung, cukup dengan menutup zona-zona air secara tepat.

General Manager PHE OSES, Antonius Dwi Arinto, yang menerima penghargaan secara langsung dari SKK Migas, menyampaikan rasa bangga sekaligus harapannya. “Inovasi ini tidak hanya berdampak nyata di lapangan, tapi juga menjadi bukti digitalisasi mampu membawa efisiensi dan keberlanjutan operasional. Kami optimistis, pendekatan seperti ini dapat direplikasi di wilayah kerja lainnya,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (8/7/2025).

Keberhasilan ini menjadi penanda transformasi digital di sektor hulu migas bukan lagi opsi, melainkan keniscayaan.

Read Entire Article
Politics | | | |