REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) ke sejumlah wilayah di Aceh masih menggunakan helikopter dan pesawat Hercules akibat keterbatasan akses darat pascabencana. Pola distribusi udara difokuskan ke daerah yang akses jalannya belum memadai.
Bahlil menjelaskan, penyaluran BBM dan LPG di Aceh pada umumnya berangsur normal, dengan pengecualian wilayah yang aksesnya masih sulit. Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menjadi prioritas pengiriman melalui udara karena kondisi jalan belum lebar meski mulai dapat dilalui.
“Sampai dengan hari ini kita masih kirim pakai helikopter dan pakai Hercules, seperti Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah,” ujar Menteri ESDM dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Bahlil menyampaikan, distribusi melalui udara dilakukan untuk menjaga kontinuitas pasokan di tengah keterbatasan infrastruktur. Pemerintah menerima laporan bahwa sebagian ruas jalan mulai terbuka, namun belum memungkinkan distribusi darat dalam skala penuh.
“Dropping LPG dan BBM masih sebagian kita lakukan menggunakan pesawat,” kata tokoh asal Papua ini.
Di sisi pasokan nasional, Kementerian ESDM memastikan stok BBM dan LPG berada di atas ambang minimum. Pertalite tercatat di atas 19 hari, RON 92 lebih dari 23 hari, RON 95 di atas 31 hari, sementara solar berada di kisaran 14–15 hari dan avtur melampaui 29 hari. Cadangan LPG nasional mencapai 12,17 hari.
Untuk sektor kelistrikan, kondisi nasional dinyatakan normal dengan cadangan energi pembangkit di atas 10 hari. Di Aceh, sistem kelistrikan Banda Aceh telah pulih penuh dengan pasokan 120 megawatt. Masih terdapat empat kabupaten yakni Aceh Tamiang, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tengah yang menjalani pemadaman bergilir akibat infrastruktur tegangan rendah yang belum tuntas.
“Banda Aceh semalam sudah normal sesuai dengan kondisi sebelum terjadi bencana,” ujar Bahlil.
Ia menerangkan, pemadaman bergilir di empat kabupaten dilakukan demi keselamatan warga karena masih terdapat jalan tergenang serta infrastruktur yang belum aman untuk dioperasikan. Pemerintah melibatkan PLN, Kementerian ESDM, TNI-Polri, serta masyarakat untuk mempercepat pemulihan jaringan.
Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah juga menyiapkan langkah mitigasi dengan menambah titik stok di wilayah rawan bencana. Banda Aceh dan sejumlah kabupaten di Aceh akan diperkuat cadangannya, dengan dukungan suplai dari Medan untuk wilayah perbatasan seperti Aceh Tamiang.
Di wilayah timur yang masih menggunakan minyak tanah, BPH Migas bersama Kementerian ESDM menaikkan kuota pengiriman untuk Maluku dan Papua. Langkah ini ditujukan untuk menjaga layanan energi tetap berjalan di tengah kondisi cuaca laut yang tidak selalu bersahabat.
Pemerintah menegaskan pemantauan dilakukan setiap hari melalui Posko Nataru ESDM untuk memastikan arus masuk dan keluar energi berjalan aman. Distribusi udara di Aceh akan terus dilakukan hingga akses darat sepenuhnya pulih dan memungkinkan penyaluran normal.

3 hours ago
4














































