BI Soroti Suku Bunga Kredit Belum Turun Signifikan Usai BI Rate Dipangkas

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan dampak dari kebijakan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025. Perry juga menyoroti masih terbatasnya penurunan suku bunga kredit perbankan sebagai pekerjaan rumah yang perlu segera diatasi.

BI sebelumnya memangkas suku bunga acuan dari 5,75 persen menjadi 5,5 persen pada Mei 2025. Perry mengungkapkan, penurunan ini mulai berdampak pada sejumlah instrumen pasar keuangan. “Di pasar uang, suku bunga IndONIA turun menjadi 5,34 persen pada 17 Juni 2025, dari sebelumnya 5,77 persen sebelum pengumuman penurunan BI Rate pada Mei,” jelas Perry dalam konferensi pers RDG Juni 2025 yang digelar daring, Rabu (18/6/2025).

Ia juga mencatat penurunan suku bunga SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan masing-masing menjadi 6,22 persen, 6,26 persen, dan 6,27 persen. Sebelumnya, ketiga tenor itu berada di level 6,40 persen, 6,44 persen, dan 6,47 persen.

Penurunan juga terjadi pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). Untuk tenor dua tahun turun dari 6,16 persen menjadi 6,13 persen. Sementara tenor sepuluh tahun menurun dari 6,84 persen menjadi 6,71 persen.

Perry menyebutkan bahwa suku bunga perbankan mulai menurun, namun masih terbatas. Suku bunga deposito satu bulan pada Mei 2025 tercatat sebesar 4,81 persen, turun dari 4,83 persen pada April 2025. Sementara suku bunga kredit tercatat sebesar 9,18 persen, sedikit turun dari 9,19 persen. “Suku bunga kredit perbankan masih jadi PR karena penurunannya belum signifikan,” ujarnya.

Ia berharap perbankan memberikan ruang yang lebih besar untuk penurunan suku bunga kredit guna mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor riil. “Ke depan, BI memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat,” ujarnya.

Read Entire Article
Politics | | | |