BRILink Hj Euis, Omzet Perbulan Tembus Rp 5 Miliar Kalahkan Pendapatan Warung Sembakonya

7 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Warung Hj Euis yang terletak di Jalan Waruga Jaya Rt 02 Rw 15 di Desa Ciwaruga Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat (KBB) terlihat ramai. Pemilik warung, sibuk melayani nasabah yang ingin membeli pulsa, membeli token listrik hingga mengambil uang tunai. Di sisi lain, terlihat pegawai yang sibuk melayani pembeli sembako.

Pemandangan tersebut, kerap terlihat di Warung Hj Euis. Apalagi, saat weekend aktivitas akan lebih meningkat karena banyak nasabah yang menarik tunai. Menurut Pemilik Warung Hj Euis, Siti Maryam (39 tahun), ia bersyukur keputusanyaa pada Desember 2018 untuk menjadi agen BRILink sangat tepat. Karena, tak hanya membuat warungnya ramai. Justru, sekarang ia mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari BRILink dari pada penghasilannya dari warung sembako.

"Awalnya, saya menjadi agen BRILink karena ingin membuka warung yang berbeda dari warung yang lainnya. Jadi, warga sekitar daerah saya mau datang ke warung, meskipun ada warung lain yang lebih dekat dari rumah mereka," ujar Siti kepada //Republika//.

Kemudian, kata dia, ia berpikir bagaimana caranya agar warungnya bisa memiliki nilai tambah. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyediakan layanan transaksi perbankan, karena daerahnya jauh dari kantor BRI. "Kan disini kantor Bank BRI jauh, jadi banyak orang malas kalau ke kantor karena jaraknya yang jauh. Makanya, saya berpikir untuk membuka BRILink," katanya.

Saat membuka layanan pertama kali, kata dia, awalnya ia hanya memasarkan pada keluarga besarnya. Semua kebutuhan transaksi keluarganya pun, dilakukan di BRILinknya. Seperti pembelian token listrik, pembayaran BPJS, dan lainnya. Namun, lambat laun nasabahnya pun bertambah. Bahkan sekarang, yang datang bukan hanya dari sekitar sini, tapi juga dari tempat-tempat yang cukup jauh.

"Saat ini, nasabah loyal saya sudah cukup banyak yaa ratusan orang. Bahkan, omzet transaksi per bulan bisa mencapai Rp 4 sampai 5 miliar," kata Siti.

Siti mengaku, dengan menjadi agen BRILink selain mendapatkan keuntungan dari bisnisnya, ia pun banyak mendapat kepercayaan masyarakat. Serta, bisa membantu dan memudahkan masyarakat saat bertransaksi. "Kalau keuntungan finansial sudah pasti terbantu banget dari omzet Rp 4 sampai 5 miliar keuntungannya bisa sampai Rp 20 juta," katanya.

Siti mengatakan, transaksi yang paling sering diminta oleh nasabahnya adalah tarik tunai. Sekarang pun, layanan top up e-money mulai banyak seperti top up OVO, DANA dan lainnya. Meskipun nilainya kecil, rata-rata top up hanya Rp20.000.

Namun, kata dia, setiap akhir pekan dari hari Jumat, Sabtu, hingga Ahad aktivitas transaksi transfer dan tarik tunai selalu tinggi mengalami kenaikan. Kadang-kadang, uang tunai Rp 100 juta pun tidak cukup untuk memenuhi permintaan tarik tunai.

"Saya sudah punya langganan tetap, seperti mandor-mandor yang punya banyak pekerja. Contohnya, ada konveksi yang setiap akhir pekan menarik dana Rp 50 juta. Mereka datang dari Gunung Batu dan Cimindi ke tempat saya di Ciwaruga. Padahal secara lokasi, kan tempat saya jauh dan tak terlalu strategis," paparnya.

Siti menilai, para pelanggan tetapnya memilih datang karena pelayanan dan biaya administrasi yang ditetapkan dinilai wajar. Misalnya, untuk penarikan uang Rp10 juta, adminnya hanya Rp 20.000. Sementara di daerah lain, administrasinya bisa sampai Rp100.000 untuk nominal yang sama sehingga para mandor merasa terbebani.

"Di hari Sabtu, para mandor itu juga kerap kesulitan untuk menarik uang puluhan juta di bank. Karena di tempat saya, penarikan Rp10 juta hanya dikenakan admin Rp20.000 makanya mereka kesini terus. Kalau top up, biasanya saya mengenakan biaya Rp 3.000," katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |