Ilustrasi kegiatan perguruan tinggi pesantren.
REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO — Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor kembali melahirkan karya akademik penting melalui penerbitan buku terbaru berjudul Living Quality Culture: Potret Pembangunan Budaya Mutu di Universitas Darussalam Gontor. Buku setebal 275 halaman ini ditulis oleh Prof. Dr. Mohammad Muslih, M.A. dkk, dan dieditori oleh Dr. Yuangga Kurnia Yahya, M.A.
Karya ini diterbitkan oleh UNIDA Gontor Press sebagai bagian dari rangkaian publikasi menuju 100 Tahun Gontor. Penerbitan buku ini menjadi penanda kuat bahwa kampus pesantren tidak hanya berfokus pada spiritualitas, tetapi juga unggul dalam membangun sistem mutu yang berkelanjutan.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Buku ini merekam perjalanan hampir satu dekade pembangunan budaya mutu di lingkungan UNIDA Gontor, mulai dari fase fondasi hingga era digitalisasi manajemen mutu. Dengan pendekatan reflektif dan akademik, Prof. Muslih menulis buku ini sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan dan pengabdian ilmiah. Ia menegaskan bahwa mutu bukan sekadar pemenuhan administrasi, melainkan manifestasi nilai dan karakter keislaman yang hidup dalam setiap aktivitas akademik.
Buku ini menjadi representasi dari upaya institusional untuk menjadikan mutu sebagai budaya, bukan sekadar sistem. Melalui narasi historis dan strategis, pembaca diajak menyelami dinamika pengelolaan mutu di kampus pesantren modern.
Menurut sang editor, Dr. Yuangga Kurnia Yahya, buku ini memiliki nilai strategis bagi dunia pendidikan tinggi, terutama bagi lembaga yang sedang membangun sistem penjaminan mutu berbasis nilai. Ia menyebut karya ini sebagai “refleksi kelembagaan yang hidup”, karena mampu memadukan teori manajemen mutu dengan praktik lapangan yang aplikatif.
Melalui penyusunan yang sistematis, buku ini menggambarkan bagaimana Unida Gontor menempatkan budaya mutu sebagai poros utama seluruh proses akademik dan kelembagaan. Kekuatan buku ini terletak pada keserasiannya antara visi spiritual dan profesionalisme akademik. Hal inilah yang menjadikan buku ini istimewa di tengah literatur manajemen mutu perguruan tinggi.
Salah satu daya tarik buku ini ialah pembahasannya tentang The Fountain of Wisdom, paradigma baru sistem penjaminan mutu di Unida Gontor. Standar ini dirancang dengan menggabungkan nilai-nilai Islam, karakter pesantren, dan standar global pendidikan tinggi.
Dalam model ini, mutu tidak hanya diukur dari capaian akademik, tetapi juga dari integritas moral dan spiritual seluruh sivitas akademika. Buku ini juga menyoroti pentingnya peran Badan Penjaminan Mutu (BPM) sebagai garda depan dalam menjaga konsistensi budaya mutu. Melalui strategi yang berjenjang dan partisipatif, BPM berhasil menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya mutu yang hidup (living quality culture).

3 hours ago
2










































