2 hours ago
4
Perundungan (ilustrasi). Perundungan verbal adalah tindakan serius yang berpotensi merusak kondisi psikologis seseorang secara fundamental.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian orang, melontarkan kata-kata yang menyakitkan, baik disengaja maupun tidak, masih dianggap angin lalu. Padahal aksi ini bisa menjadi bentuk nyata perundungan verbal.
Luka yang ditorehkan lisan tak jarang lebih dalam dan lama sembuh ketimbang luka fisik. Psikolog klinis dan konselor anak dari Sekolah Cikal Amri Setu Jakarta Timur, Winny Suryania, MPsi., mengatakan perundungan melalui kata-kata adalah tindakan serius yang berpotensi merusak kondisi psikologis seseorang secara fundamental.
Menurutnya, perundungan melalui ucapan, komentar fisik yang merendahkan, atau sikap negatif lainnya, adalah bentuk kekerasan yang serius dan sama sekali tidak dapat dianggap remeh. Penegasan ini penting, sebab masyarakat kerap kali hanya mengaitkan perundungan dengan kekerasan fisik, padahal luka yang ditancapkan oleh lisan dapat meninggalkan jejak yang abadi.
"Sangat penting untuk menegaskan kepada masyarakat kita bahwa 'kata-kata' itu bisa menancapkan luka dan bentuk perundungan dengan/tanpa disadari; bahwa lewat kata-kata atau sikap bahwa perundungan itu serius, tidak hanya komentar pada kekerasan fisik, pada segala hal yang merendahkan orang lain, menyerang orang lain, dan hal negatif lainnya,” ujar Winny dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada JUmat (14/11/2025).
Dalam lingkungan yang idealnya sudah lebih sadar akan kesehatan mental, kesadaran tentang bahaya perundungan verbal harus ditingkatkan berkali lipat. Menganggap remeh kata-kata yang menyakitkan, justru membuka celah bagi munculnya aksi perundungan yang lebih parah di masa depan.
Winny bahkan menyebut ada fakta-fakta yang menunjukkan secara nyata bahwa perundungan verbal terbukti memiliki konsekuensi negatif meskipun dianggap sepele. Lingkungan yang permisif terhadap hal ini berisiko besar menimbulkan masalah yang lebih kompleks ke depannya.
