Daftar Bank-bank Terbesar di Dunia 2025, JPMorgan Memimpin 3 Tahun Beruntun

19 hours ago 6

loading...

Bank-bank Amerika dan China sekali lagi mendominasi peringkat tahunan bank terbesar di dunia dalam daftar terbaru Forbes Global 2000 tahun 2025. Foto/Dok

JAKARTA - Bank-bank Amerika dan China sekali lagi mendominasi peringkat tahunan bank terbesar di dunia versi Forbes untuk tahun 2025, seiring stabilnya keuntungan dan aset yang terus berkembang. Secara keseluruhan, terdapat 328 lembaga keuangan yang masuk dalam daftar terbaru Forbes Global 2000 .

Industri perbankan memperlihatkan kinerja apik di 2025, ditandai dengan penguatan profitabilitas, pertumbuhan simpanan stabil, dan pemulihan yang terus berlanjut dalam biaya perbankan , investasi dan pendapatan perdagangan.

Bank-bank yang bermarkas di AS dan China sekali lagi mendominasi daftar Forbes Global 2000 di 2025, yang mengukur perusahaan-perusahaan terbesar dan paling sukses di dunia. Setengah dari sepuluh perusahaan teratas dalam daftar tersebut adalah bank yang berbasis di Amerika Serikat atau China.

Baca Juga: Daftar 10 Perusahaan Terbesar Dunia 2023, Tiga Bank Dikuasai China

JPMorgan Chase menduduki posisi teratas secara keseluruhan untuk tahun ketiga secara berturut-turut, setelah naik dari peringkat keempat di tahun 2022 menyusul akuisisinya terhadap First Republic yang selamat dari kebangkrutan. Bank ini tercatat memiliki aset sebesar USD4,3 triliun.

Selanjutnya Bank Industri dan Komersial China dengan aset USD6,6 triliun naik satu peringkat ke posisi ketiga secara keseluruhan dalam daftar.

Bank Global Tetap Tangguh

Sektor perbankan global terpantau tetap tangguh selama dua belas bulan terakhir meskipun tantangan terus berlanjut, ketika margin bunga neto terbantu oleh suku bunga yang lebih tinggi. Di Amerika Serikat, pendapatan bersih jauh di atas tingkat pra-pandemi, likuiditas stabil dan tingkat modal meningkat.

Banyak dari bank-bank terbesar mengalami pertumbuhan aset yang signifikan selama kuartal pertama tahun 2025, untuk mendapatkan manfaat dari normalisasi kurva imbal hasil (di mana pinjaman jangka panjang kembali memiliki suku bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman jangka pendek).

Harapan untuk pemotongan suku bunga dan regulasi yang lebih ramah bisnis juga mendorong optimisme pemulihan permintaan pinjaman dan aktivitas M&A (Merger dan akuisisi). Meskipun keuntungan meningkat, banyak petinggi bank AS memperingatkan soal potensi dampak dari ketidakpastian yang timbul dari tarif Trump.

Read Entire Article
Politics | | | |