Biasanya, Starbucks membuka 70 hingga 80 toko per tahun.
AP Photo/Bebeto Matthews A coalition of unions and supporters join Starbucks workers at a rally outside a midtown Manhattan Starbucks coffee store, calling for fair schedules and wages, Thursday, Nov. 16, 2023, in New York.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Starbucks Indonesia menyebutkan terpaksa menutup 11 gerai pada tahun lalu sebagai dampak dari aksi boikot yang dilakukan oleh masyarakat. Pada kuartal I tahun ini, perusahaan juga menutup 11 toko lagi.
"Sebelum boikot terjadi, kami membuka sekitar 70 hingga 80 toko baru setiap tahun, tapi karena kondisi pasar saat ini, kami sangat mengurangi jumlah tersebut, hanya membuka sekitar 10 hingga 15 toko per tahun," ujar Corporate Secretary Eva Andrianie dalam keterbukaan informasi yang dikutip Republika pada Jumat (11/7/2025).
Sponsored
Sponsored Ads
Emiten pengelola gerai kopi Starbucks, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) menyebutkan selama setahun terakhir, Starbucks di Indonesia menghadapi tantangan bukan karena operasional melainkan informasi yang tidak benar. Beredar narasi yang salah yang mengaitkan Starbucks dengan konflik di Israel.
"Kami tegaskan, Starbucks tidak memiliki toko, karyawan, ataupun kegiatan operasional di Israel, dan memang sudah tidak ada sejak tahun 2008," kata Eva.
Namun, meskipun fakta tersebut sudah jelas, dampak dari informasi yang salah itu sangat terasa di Indonesia. "Kami melihat ada pelajar yang diminta keluar dari sekolah hanya karna membawa tumbler Starbucks, dan toko-toko kami juga menjadi sasaran serangan serta penilaian yang tidak adil," ucapnya.
Eva menegaskan, Starbucks memberikan kontribusi besar untuk Indonesia. Gerai kopi ini adalah pengguna terbesar kopi Arabika asal Indonesia di seluruh dunia dan membawa kopi Indonesia ke konsumen di berbagai negara.
Starbucks Indonesia telah berupaya meluruskan informasi yang salah tersebut. Perusahaan dengan kode emiten MAPI tersebut telah menyampaikan fakta-fakta secara terbuka, dan tahun lalu, Starbucks secara resmi sudah dihapus dari daftar boikot.
"Sejak saat itu, sentimen mulai membaik, namun proses pemulihan masih berjalan," katanya.
Meski demikian, perseroan berkomitmen tetap konsisten. Starbucks akan terus mendukung komunitas lokal, mengembangkan potensi kopi Indonesia, dan menyediakan lapangan kerja.
"Dengan dukungan dari MAP sebagai entitas induk kami, serta kerjasama dari media, kami yakin bisa membangun kembali kepercayaan masyarakat dan melanjutkan langkah ke depan," katanya.
Berita Terkait
Berita Terkait