Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bakal memangkas jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak-cicit usaha perusahaan pelat merah. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bakal memangkas jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak-cicit usaha perusahaan pelat merah. Managing Director Danantara Febriany Eddy mengatakan kebijakan ini nantinya akan merampingkan jumlah BUMN menjadi 200 BUMN dari saat ini yang mencapai 1.000 BUMN beserta anak-cicit usaha.
“Salah satu penyakit kita juga di BUMN ini terlalu banyak anak. Diversifikasi sana-sini segala macam,” ujar Febri di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Febri mengatakan Danantara akan membentuk tim khusus dari Danantara Asset Management (DAM) untuk memetakan BUMN-BUMN tersebut. Danantara, lanjut Febri, bisa saja menutup BUMN-BUMN yang merugi dan tidak sejalan dengan ekosistem yang dibutuhkan saat ini.
“Kalau Anda lihat semua sekarang, seribu lebih (BUMN) langsung dan tidak langsung yang kita miliki. Hampir setengah itu rugi,” ucap Febri.
Febri memaparkan banyak BUMN-BUMN yang didirikan tidak selaras dengan konteks perkembangan terkini. Tak hanya itu, Febri juga menyoroti kemudahan proses pendirian anak-cicit usaha BUMN di masa terdahulu yang tidak sejalan dengan profitabilitas perusahaan.
“Jadi anak-anak (BUMN) yang tidak ada manfaatnya atau dulu dibuat dengan konteks yang berbeda hari ini mesti kita eliminasi ya. Kita konsolidasi, yang enggak bisa (konsolidasi) ya kita likuidasi,” sambung dia.
Febri mengatakan banyaknya BUMN menimbulkan sifat kanibal yang saling bersaing satu sama lain. Contohnya, tujuh BUMN karya atau infrastruktur saat mengikuti tender sebuah proyek.
“Tujuh (BUMN) karya itu kalau tender itu tujuh-tujuhnya berkompetisi. Lucu ya. Kita saling mematikan. Pokoknya saya dapat kerjaan itu turunin harga. Sampai sudah tidak ada margin lagi tetap diturunin. Nah, hal seperti itu sangat tidak sehat,” ungkap Febri.
Oleh karena itu, lanjut Febri, Danantara akan meninjau ulang keberadaan BUMN-BUMN. Febri mengatakan sejumlah opsi terbuka dilakukan untuk BUMN-BUMN, mulai dari konsolidasi, privatisasi, hingga likuidasi.
“Harapan kita dalam waktu beberapa tahun ke depan ini yang kita fokus 200 (BUMN) itu adalah perusahaan-perusahaan yang memang berada di sektor strategis dan memberikan manfaat serta value untuk negara,” kata Febri.

3 hours ago
4








































