DPRD DIY Minta Pelaku Wisata dan Pedagang tak Aji Mumpung Naikkan Harga saat Nataru

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta kembali bersiap menyambut kedatangan jutaan wisatawan pada momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Lonjakan kunjungan hampir tak terhindarkan di momen tersebut. Namun, di balik tingginya arus wisatawan tersebut, praktik menaikkan harga secara tidak wajar atau nuthuk kerap menjadi persoalan yang mencoreng citra pariwisata Yogyakarta.

Ketua DPRD DIY, Nuryadi, menegaskan bahwa momen libur akhir tahun tidak dijadikan alasan atau aji mumpung bagi pedagang maupun pelaku usaha wisata untuk mencari keuntungan berlebihan. Menurutnya, transparansi harga menjadi kunci utama agar wisatawan tetap merasa nyaman dan tidak kapok berkunjung ke Yogyakarta.

"Pada waktu kita mencari rezeki, itu bisa dengan baik, wajar-wajar saja. Supaya mereka tidak kapok datang di Yogyakarta, sebaiknya kita kalau berdagang, ya sebaiknya pakai daftar harga, jangan nuthuk," kata Nuryadi, Kamis (18/12/2025).

Ia menilai, perilaku nuthuk harga justru akan berdampak buruk dalam jangka panjang. Alih-alih memberikan keuntungan sesaat, praktik tersebut berpotensi merusak nama baik Yogyakarta sebagai kota wisata yang selama ini dikenal ramah dan bersahabat.

Selain soal harga, Nuryadi juga mengingatkan pentingnya sikap masyarakat dalam menyambut wisatawan. Menurutnya, keramahan warga menjadi salah satu daya tarik utama yang membuat wisatawan betah dan ingin kembali berkunjung.

"Artinya kita juga bisa menyapa dengan baik, bisa menerima dengan baik, bahkan momentum masyarakat yang datang di Yogyakarta itu tidak sekedar datang, tapi melihat, membeli, belanja, dan mungkin bisa menginap di sini," ucapnya.

Nuryadi mengatakan Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga sektor pariwisata menjadi tulang punggung utama perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, kesiapan warga dan pelaku usaha dalam menerima wisatawan menjadi hal yang sangat penting.

"Saya mengimbau pada masyarakat Yogyakarta, beri ruang pada masyarakat warga kita yang di luar Yogyakarta untuk datang di sini. Entah itu wisata, entah itu pulang kampung, dan sebagainya,.gar mereka bisa cerita nantinya pada waktu pulang dari Yogyakarta, mengesankan bahwa Yogyakarta baik dan ramah dan nantinya kita akan mendapatkan tamu-tamu yang lebih besar," kata dia.

Ia juga menyinggung faktor infrastruktur yang kini semakin memudahkan wisatawan datang ke Yogyakarta. Keberadaan jalan tol yang telah mendekati wilayah Yogyakarta dan dibuka hingga Prambanan dinilai akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

"Mudah-mudahan dengan keramahan kita, warga masyarakat Indonesia yang di luar Yogyakarta bisa bertahan di Yogyakarta. Tidak hanya lewat, tapi bisa bertahan, bisa menginap. Sehingga Daerah Istimewa Yogyakarta bisa terangkat, khususnya pendapatannya dan masyarakatnya juga, UMKM juga terangkat dengan kita menyiapkan diri untuk bisa menerima wisatawan dengan baik," ungkapnya.

Terkait situasi kepadatan yang akan terjadi, Nuryadi mengungkapkan sebagian besar masyarakat Yogyakarta sebenarnya sudah memahami kondisi kepadatan pariwisata, terutama di kawasan Malioboro saat libur panjang. Ia pun mengajak warga untuk berperan aktif mengurangi kepadatan demi kenyamanan wisatawan.

"Kita tingkatkan bagaimana peran kita untuk menjadi tuan rumah yang baik. Tadi saya sampaikan, wajar-wajar saja bahwa biasanya kita lengang, tapi kali ini tidak bisa. Sekarang sudah mulai macet ini, maka kita sebagai warga Yogyakarta, jika tidak penting sekali, sebaiknya nggak usah ke Malioboro lah, kita ini sebagai tuan rumah. Bukan melarang, tapi kita berikan pada masyarakat yang di luar Yogyakarta untuk bisa menikmati Malaiboro dan sekitarnya," ujar Nuryadi.

Read Entire Article
Politics | | | |