REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Wregas Bhanuteja mengumumkan bahwa film terbarunya Para Perasuk akan melakukan world premiere di Sundance Film Festival 2026. Tidak hanya itu, film panjang ketiganya tersebut terpilih sebagai salah satu dari 10 film internasional yang berkompetisi dalam kategori World Cinema Dramatic Competition, salah satu kompetisi utama festival film independen bergengsi tersebut.
"Sangat bersyukur bisa mendapat apresiasi seperti ini, enggak menyangka juga," kata Wregas dalam konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (11/12/2025).
Wregas mengatakan Para Perasuk mengisahkan sebuah desa fiktif bernama Desa Latas, di mana warganya suka merayakan kerasukan sebagai suatu pesta kesenangan besar. Para warga menari mengikuti irama musik dan mantra, dan dengan sengaja membiarkan diri mereka kerasukan.
Dalam tradisi itu, terdapat tokoh perasuk yang bertugas menyalurkan roh ke tubuh para pelamun-sebutan untuk warga yang menari dan dirasuki roh. Roh-roh tersebut memberikan efek halusinasi dan membawa para pelamun masuk ke pengalaman trans. Terdapat 20 roh binatang, seperti roh bulu, kerbau, kodok, semut, dan lainnya, masing-masing memberikan efek kerasukan yang berbeda.
Begitu mantra dirapalkan dan musik dimainkan, para pelamun akan "ditransfer" ke dunia lain bernama alam sambetan. Alam ini digambarkan penuh bunga warna-warni, harum, indah, dan sangat berbeda dari kehidupan nyata, membuat para pelamun sejenak melupakan realitas dan larut dalam kebahagiaan.
"Meski plotnya seperti film horor, tapi perlu saya klarifikasi, ini adalah film drama ya teman-teman, Jujur saya itu sangat penakut, jadi enggak berani bikin horor," kata Wregas.
Menurut Wregas, film ini sangat personal karena terinspirasi dari pengalamannya sendiri semasa duduk di sekolah menengah dan masa perkuliahan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Pada masa itu, kata Wregas, kecintaannya terhadap dunia film membuatnya terjebak dalam obsesi hingga sering begadang, mengedit, dan lupa pada teman maupun keluarga. Karenanya melalui film ini, ia menggambarkan obsesi itu melalui metafora kerasukan.
"Dari obsesi saya itu, saya teringat bahwa ketika kita terobsesi, sama kan seperti kita terasuki. Dan saya kira di Nusantara maupun di dunia itu, pesta kerasukan itu menjadi satu fenomena yang mungkin di kehidupan sehari-hari dekat dengan kita. Makanya saya kira isu ini bisa menjadi relate dengan siapapun," kata Wregas.
Di film ini Wregas menggandeng deretan aktor dan aktris kenamaan, antara lain Angga Yunanda sebagai Bayu, Chicco Kurniawan sebagai Pawit, Bryan Domani sebagai Ananto, Maudy Ayunda sebagai Laksmi, dan Anggun C Sasmi sebagai Guru Asri. Menurut Wregas, nama-nama tersebut bahkan sudah ia pilih sejak proses penulisan skenario.
"Untungnya ketika saya pinang, semuanya bersedia memerankan karakter yang sudah saya siapkan. Karena fun fact, sejak mengembangkan semua karakternya, yang ada dipikiran saya ya mereka ini," kata Wregas.
Sundance Film Festival 2026 akan digelar di Park City dan Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat pada 22 Januari hingga 1 Februari 2026. Adapun untuk jadwal perilisan di bioskop Indonesia masih belum diumumkan.

1 hour ago
1















































