Frenkie de Jong Bela Lamine Yamal Usai ‘Diserang’ Pemain Real Madrid di El Clasico

3 hours ago 3
Pemain muda Barcelona, Lamine Yamal. (Grafis: Dede Sopatal Mauladi/Skor.id) Grafis: Dede Sopatal Mauladi/Skor.id

SKOR.id - Laga Real Madrid vs Barcelona dalam lanjutan La Liga 2025-2026 di Stadion Santiago Bernabeu, Minggu (26/10/2025) malam WIB, menyisakan aksi kontroversial sesaat setelah pertandingan dari para pemain kedua tim.

Saat Real Madrid merayakan kemenangan 2-1 atas Barcelona, suasana frustrasi menyelimuti kubu Blaugrana. Suara paling lantang datang dari Frenkie de Jong, yang bukan hanya menyesali hasil akhir, tetapi juga mengecam perilaku para pemain Madrid terhadap pemain muda Barcelona, Lamine Yamal, setelah peluit panjang berbunyi.

“Ketika wasit meniup peluit akhir, beberapa pemain Madrid langsung mendatangi Lamine. Itu sudah berlebihan,” ujar De Jong di area mixed zone, dikutip dari BeIN Sports.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gelandang asal Belanda itu menuding langsung ke Dani Carvajal, sosok utama dalam adu mulut panas dengan winger muda berusia 18 tahun tersebut.

“Kalau Carvajal ingin bicara dengannya, dia bisa melakukannya secara pribadi. Melakukan gestur seperti itu di lapangan hanya memperkeruh suasana. Lamine tidak pernah bilang Madrid curang, aku tidak pernah mendengar itu,” tambah De Jong dengan nada kesal melihat perlakuan terhadap rekan setimnya.

Memang, setelah pertandingan Dani Carvajal menghampiri langsung Lamine Yamal untuk berjabat tangan tapi sembari membisikkan kata-kata yang menyulut perdebatan keduanya. Para pemain Madrid lain pun terpancing emosi, bahkan Thibaut Courtois ikut menghampiri Yamal dan langsung coba dicegah oleh para pemain dari kedua tim.

Kemudian Vinicius Junior juga ikut menghampiri Yamal yang menuju ruang ganti yang semakin memanaskan suasana, dan juga coba dicegah oleh para pihak dari kedua tim.

Insiden ini terjadi setelah Yamal mendapat cemoohan sepanjang laga di Santiago Bernabéu. Hal itu dipicu oleh komentarnya di acara Kings League, ketika ia dengan bercanda mengatakan bahwa, “Real Madrid terlalu sering mengeluh soal wasit.” Ucapan ringan itu ternyata menjadi bahan bakar bagi atmosfer panas di laga tersebut.

Pertandingan antara Madrid dan Barcelona benar-benar berubah menjadi medan pertempuran emosional — penuh intensitas, ketegangan, dan kontroversi wasit. Setiap kali Yamal menyentuh bola, sorakan dan ejekan dari tribune Bernabéu menggema.

Winger muda itu, yang masih dalam proses pemulihan cedera, memang tidak tampil sebrilian biasanya. Namun, kehadirannya tetap menjadi ancaman bagi pertahanan Madrid.

Asisten pelatih Barcelona, Marcus Sorg, mengakui bahwa situasi tersebut memengaruhi pemain muda itu.

“Dia masih muda; dia harus belajar mengendalikan tekanan. Tidak mudah bermain ketika setiap sentuhanmu disiuli dan dicemooh,” katanya.

Sementara itu, gelandang Madrid Aurélien Tchouaméni mengakui bahwa komentar Yamal memberi motivasi tambahan bagi timnya.

“Itu memberi kami sedikit dorongan ekstra. Tidak ada dendam pribadi, tapi hal-hal seperti itu membuatmu semakin bersemangat,” ujarnya.

Pertandingan yang panas sejak awal hingga akhir itu ditutup dengan dorongan, tatapan tajam, dan emosi tinggi — tanda bahwa El Clásico benar-benar telah menemukan kembali “api” lamanya: Perpaduan antara gengsi, sejarah, dan rivalitas murni.

Lamine Yamal di Bawah Sorotan

Baru berusia 18 tahun, Lamine Yamal sudah tahu bagaimana rasanya menjadi pusat badai media.
Sejak menembus tim utama Barcelona, setiap gerak-geriknya selalu menjadi sorotan.

Dalam El Clásico kali ini, ia menjadi sasaran tekanan dari para pemain Madrid dan ejekan suporter.

Meski terus dihujat dari tribune, Yamal tetap menunjukkan ketenangan luar biasa, meskipun jelas terlihat bahwa ruang geraknya terbatas dan emosi turut memengaruhi performanya.

“Dia profesional hebat, dia tahu apa yang dia lakukan,” ujar Ronald Araújo, yang turut membela rekan setimnya.

Bek asal Uruguay itu juga menyesali kekalahan tersebut, namun meminta tim untuk tetap fokus.

“Kami sedih, tapi kami harus bangkit. Musim masih panjang, dan kami percaya dengan proses yang kami jalani,” ujarnya.

El Clásico kembali membuktikan bahwa yang dipertaruhkan bukan hanya poin, tetapi harga diri, kehormatan, dan identitas.

Bagi Barcelona, kekalahan ini terasa lebih menyakitkan bukan karena skor, tetapi karena atmosfer permusuhan yang menyelimuti salah satu talenta muda terbaik mereka.

Sementara bagi Real Madrid, kemenangan ini terasa simbolis — mengakhiri tren negatif dan menegaskan kembali dominasi mereka di puncak La Liga.

De Jong menutup dengan kalimat yang menggambarkan semuanya.

“Ini bukan cuma soal sepak bola, ini soal rasa hormat,” tegasnya.

Kontroversi antara Carvajal dan Yamal menjadi bab terbaru dari rivalitas abadi Real Madrid dan Barcelona yang tak pernah kehilangan panasnya.


Sumber: skor.id

Read Entire Article
Politics | | | |