Gelar Job Fair 2025, Kemenaker Perkenalkan Web3 dan Blockchain

5 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia kembali menghadirkan gebrakan baru lewat gelaran Job Fair Nasional Seri I Tahun 2025, yang berlangsung pada 22–23 Mei 2025 di kantor pusat Kemnaker, Jakarta Selatan.

Tahun ini, Job Fair tidak hanya menghadirkan ribuan lowongan kerja, tetapi juga memperkenalkan sebuah terobosan penting yaitu peluang karier di industri Web3 dan teknologi blockchain, sektor ekonomi digital yang kini sedang tumbuh pesat secara global.

Kemnaker menargetkan kehadiran hingga 40 ribu pengunjung, dengan menyediakan lebih dari 52 ribu lowongan kerja dari ratusan perusahaan nasional dan multinasional. Hingga hari kedua pelaksanaan, tercatat lebih dari 7.000 pengunjung telah menghadiri acara ini.

Untuk pertama kalinya, Kemenaker memberikan panggung khusus bagi industri Web3 dan blockchain dalam acara job fair nasional. Sejumlah posisi pekerjaan baru yang relevan dengan ekosistem ini diperkenalkan, seperti, Blockchain Developer atau Perancang aplikasi berbasis smart contract. Web3 Product Manager Pengelola produk digital berbasis teknologi desentralisasi. Crypto Analyst dan Blockchain Researcher Analis tren dan data pasar kripto. NFT Strategist & Digital Asset Manager yakni Pengelola aset digital untuk brand dan komunitas.

Community Manager Pembina komunitas di platform Web3. Content Creator dan Educator atau Penyuluh dan edukator teknologi blockchain dan NFT.

Job fair ini juga menghadirkan dua figur inspiratif dari dunia blockchain Indonesia: Hida Aldric, praktisi Web3 dan pengusaha teknologi digital, serta Dave Aly, pendiri Indonesia Crypto Forum, komunitas kripto terbesar di Indonesia.

Keduanya hadir dalam sesi talkshow bertajuk 'Era Baru Kesempatan Karier di Dunia Digital' yang membahas bagaimana generasi muda dapat membangun karier di sektor ini dan keterampilan apa yang perlu mereka miliki.

Dave Aly menyatakan Web3 saat ini bukan lagi sekadar jargon teknologi. Kita sedang menyaksikan pergeseran besar dalam cara manusia berinteraksi secara digital—dari model yang terpusat menjadi lebih terbuka, transparan, dan partisipatif. Web3 adalah tentang ownership dan empowerment.

Sebagai pendiri Indonesia Crypto Forum, Dave mengatakan telah melihat secara langsung bagaimana komunitas di Indonesia, khususnya generasi muda, mulai memahami bahwa teknologi blockchain, NFT, dan DAO bukan hanya alat spekulasi, tetapi fondasi untuk membangun sistem ekonomi digital yang lebih adil.

"Web3 memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk ikut membangun, memiliki, dan mendapatkan manfaat dari ekosistem digital yang mereka kontribusikan. Di era Web2, data kita menjadi komoditas bagi perusahaan besar. Di Web3, pengguna memegang kendali atas data, identitas, dan nilai yang mereka ciptakan." katanya.

Indonesia memiliki potensi luar biasa. Dengan penetrasi internet yang tinggi, minat terhadap aset digital yang tumbuh pesat, dan komunitas teknologi yang terus berkembang, kita bisa menjadi salah satu pemain kunci dalam ekosistem Web3 global—asal ada regulasi yang progresif dan edukasi yang berkelanjutan.

"Saya mengajak semua pihak, dari regulator hingga pelaku industri, untuk melihat Web3 bukan sebagai ancaman, tapi sebagai peluang membentuk internet yang lebih berkeadilan. Di Indonesia. Web3 adalah masa depan, dan masa depan itu harus kita bentuk bersama," katanya.

Sementara itu Rendra Setiawan, Plt Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Kemnaker menyatakan, Pemerintah ingin memastikan masyarakat Indonesia siap menghadapi masa depan kerja yang semakin digital. Web3 dan blockchain bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal peluang ekonomi baru.

"Selain sektor Web3, lebih dari 100 perusahaan lintas industri turut serta membuka lowongan kerja secara langsung di lokasi acara. Job Fair ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya," jelasnya.

Dengan semangat menjembatani dunia kerja masa kini dan masa depan, Job Fair Kemenaker 2025 diharapkan menjadi ruang strategis bagi pencari kerja dan industri untuk saling terhubung, terutama dalam menyongsong era ekonomi digital Indonesia.

Read Entire Article
Politics | | | |